16. Keputusan Olivya.

55.5K 3.2K 88
                                    

Setelah tahu siapa sosok Mad, Olivya menjadi sangat dingin dan ketus terhadap Mad, dan itu juga membuat Mad frustasi dan ekstra sabar menghadapi Olivya.

Saat ini, Olivya dan Mad tengah duduk berdua diruang makan. Kaki Olivya pun sudah sedikit membaik. Mad juga menyewa beberapa suster untuk merawat Olivya. Namun, Olivya sudah tak membutuhkannya lagi, karena kakinya sudah bisa untuk jalan walau masih dengan tertatih.

Mad saat ini rapi dengan setelan jas nya.
"Mau kemana?" tanya Mad saat Olivya sudah berdiri dan hendak pergi.

"Kamar." balas Olivya dengan cuek.

"Duduk dan habiskan makananmu." terus Mad.

"Kenyang."

"Duduk dan habiskan." Olivya berdecak malas, ia menatap manik Mad setelah sekian lama.

"Kali ini aku benar-benar kenyang. Kumohon mengertilah. Jangan terus memaksaku." Mad berdiri dari duduknya. Ia merapikan sedikit jasnya. Mad berjalan kearah Olivya, ia menarik pergelangan tangan Olivya dan membanting tubuh Olivya diatas kursi empuk. Mad tahu, gadisnya ini hanya makan beberapa sendok. Alasan kenyang digunakan oleh Olivya untuk menghindar dari Mad.

"Makan dan habiskan. Aku yang akan pergi." tegas Mad lalu melenggang pergi. Olivya yang menatap kepergian Mad merasa sedikit bersalah. Bahkan pria itu juga belum sempat menghabiskan makanannya.

Apakah dirinya terlalu egois? Selama ini Mad mengurusnya dengan baik, walaupun terkadang sifat kasarnya muncul. Olivya segera menghabiskan makanannya dan akan membawa piring Mad pergi.

Setelah selesai menghabiskan makanannya. Olivya mengambil piring makanan Mad yang masih tersisa. Ia berniat untuk memberikannya pada Mad untuk dihabiskan.

Olivya mencari keberadaan Mad, namun pria itu tak kunjung ia temukan. "Dimana mafia itu?" tanya Olivya dengan bingung.

"Apa diruang kerjanya ya?" tanya lagi.

Tanpa berpikir panjang, Olivya melangkah menuju ruang kerja milik Mad. Setelah sampai didepan pintu ruang kerja milik Mad, tanpa mengetuk, Olivya membuka pintunya dengan pelan. Disana, didalam ruang kerja Mad, ia melihat Mad yang tengah fokus dengan ponselnya yang berada ditelinganya. Sepertinya menelpon seseorang dan posisinya membelakangi Olivya.

"Kurang ajar, kenapa bisa kabur? Saya tidak mau tahu, pokonya kamu harus tangkap si brengsek itu." Olivya yang hendak membuka mulut pun harus membungkamnya kembali saat mendengar bentakan Mad.

Tangannya memegang piring pun menjadi bergetar. Takut jika amarah Mad akan dilampiaskan padanya.

"Saya akan nung--" Mad memutar kursinya seratus delapan puluh derajat dan matanya langsung bertemu dengan Olivya yang berdiri diambang pintu dengan membawa piring sisa makannya.

"Nanti saya hubungi kembali." ujar Mad pada seseorang disebrang sana.

"Kemari." ujar Mad pada Olivya.

Dengan kaki gemetar, Olivya melangkah maju menuju kearah Mad. Jarak semakin mengikis, saat sudah berada didepan Mad, Olivya meletakkan piringnya diatas meja Mad. Kerutan dahi Mad begitu jelas menunjukkan ekspresi bingungnya.

"Tadi kamu belum sempat habisin makanannya karena aku. Sekarang dihabisin." ujar Olivya dengan malu-malu. Tatapan Mad yang ditunjukkan padanya, berhasil membuat detak jantung Olivya berpacu dua kali lebih cepat.

Wajahnya Mad yang tampan, hidungnya yang mancung, bibirnya tebal, dan alis yang tebal. Badannya yang tinggi dan tegap menambah nilai plus dalam dirinya.

"Serius?" Olivya bergantian mengerutkan dahinya.

Serius?

Serius apa? Yang mana?

My Dangerous Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang