Werson sedang berjalan malas menuju garasi mobilnya. Lagi-lagi Xander memerintahkan dirinya untuk bergerak cepat.
"Dasar pria tua, bisanya menyuruh saja." gerutu Werson sambil membuka pintu mobilnya."Huh.." Werson membuang nafasnya dengan malas, tak menunggu lama Werson menyalakan mesin mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya.
"Harus dimana lagi aku mencari?" tanya Werson yang sedari tadi menjalankan mobilnya tak tentu arah. Werson menghentikan mobilnya. Ide licik mulai keluar dari benaknya. Secepat kilat, Werson meraih ponselnya dan mulai menelpon seseorang.
"Halo?" ucap Werson mendahului.
"...."
"saya punya tugas untukmu"
"...."
"Jadilah pembantu dirumah Madrick Vallencio"
"....."
"Soal gaji, tak perlu ditanya. Laksanakan dengan sebaik mungkin. Jangan menimbulkan kecurigaan pada Mad."
"....."
"Selamat bekerja"
Werson tersenyum ala devil. Baginya, tak sulit untuk memerintahkan orang lain. Tawaran uang yang melimpah dan juga ancaman, selalu menjadi prioritasnya. "Jika ada yang mudah, mengapa harus yang sulit?" gumam Werson lalu menjalankan mobilnya.
× × ×Verlyn berjalan menyusuri kampusnya. Dengan langkah malas, Verlyn memasuki ruang kelasnya. Ia sengaja datang pagi-pagi sekali karena tak ingin bertemu dengan anggota bullying yang sangat menyebalkan. Verlyn melempar tasnya diatas meja dengan asal. Ia menghembuskan nafas dengan berat.
Brakkkk
Verlyn memutar bola matanya dengan malas. Ia tahu, siapa pemilik ulah suara gebrakan itu.
"Ups, sudah datang pagi ternyata dia." Verlyn mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan Renzo yang merupakan ketua Genk bully itu."How are you, honey?" tanya Renzo sambil memegang dagu Verlyn. Dengan kasar, Verlyn menepis tangan Renzo dari dagunya.
"I want your gone." balas Verlyn dengan tajam
"Today, you looked so beautiful." Verlyn menatap tajam Renzo yang berada didepannya.
"Tapi bohong, bwahahahhaaha." tawa keras Renzo, membuat semua anggota gengnya ikut tertawa.
"Follow me." Renzo menarik tangan Verlyn dengan kasar.
"Lepaskan!" Verlyn mencoba memberontak, namun kekuatan Renzo tak sebanding dengannya.
"Please, lepaskan!" lirih Verlyn dengan lemah.
Renzo membawa Verlyn kedalam kamar mandi. Renzo mengunci pintu kamar mandinya. Verlyn melangkah mundur saat tatapan Renzo mulai nakal mengabsen bentuk lekuk tubuhnya. "You still virgin, honey? " tanya Renzo dengan seringaian.
"Jangan berani menyentuhku." teriak Verlyn.
"Hahah, siapa juga yang ingin menyentuhmu. Dada kecil, body lurus. Nggak ada nafsu sama sekali." ledek Renzo.
"Biarkan aku pergi." Verlyn mulai menggapai knop pintu kamar mandi. Namun dengan gerakan cepat, Renzo menarik tangan Verlyn hingga Verlyn terbentur pada dada bidang Renzo.
"Jangan pernah pergi dariku." bisik Renzo tepat didepan telinga Verlyn.
"Lepasin!" Verlyn mencoba memberontak dengan mendorong dada bidang Renzo, membuat Renzo mundur beberapa langkah. Verlyn membuka pintu kamar mandi dan berhasil. Verlyn berlari keluar kamar mandi. Banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi yang menyaksikannya keluar dari kamar mandi. Verlyn menyerobot segerombolan mahasiswa dan mahasiswi itu yang sedang meneriakinya dan juga mengejek dirinya. Ia merasa hancur dan sangat hancur. Ia malu, anggapannya sekolah diluar negeri hanya ingin menambah ilmu lebih luas. Bukan mencermarkan namanya hingga luas.
![](https://img.wattpad.com/cover/187435855-288-k526873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Mafia
ActionOlivya adalah seorang gadis lugu yang masuk dalam kehidupan seorang mafia. Ia terserang oleh obsessi dan cinta dari mafia yang telah menculiknya. Trauma akan mafia, perlahan akan menghilang sejak ia mengenal sosok Madrick Vallencio yang menjabat seb...