Olivya melompat dari duduknya dan berlari kearah Mad.
"Berikan padaku." pinta Olivya dengan sedikit berlari.
"Jangan lari, nanti jat--"
"Akhh."
"VYA!!"
"AKHH, MAD. BERDARAH."
Mad membopong tubuh Olivya yang mengeluarkan banyak darah dari kepalanya. Mad yang panik pun langsung membentak para pengawalnya untuk segera menyiapkan mobil menuju rumah sakit.
"Mad, kepala ku-"
Tak sempat melanjutkan kata-katanya, Olivya pun langsung memejamkan matanya. Sebuah batu yang tertanam membuat Olivya tersandung hingga membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kepalanya menatap sebuah tanah keras hingga membuat kepalanya mengeluarkan banyak darah.
Mad sudah berada didalam mobil dengan keadaan memangku istrinya yang tak sadarkan diri. Tak hanya sekali ia membentak sang sopir yang menurutnya sangat lambat dalam menjalankan mobil.
Setelah menempuh perjalanan dari kebun strawberry ke rumah sakit, Mad langsung membopong tubuh istrinya dan meletakkannya diatas ranjang rumah sakit. Para perawat, pun turut mendorong ranjang yang terdapat Olivya diatasnya.
Mad tidak diperbolehkan masuk kedalam ruangan yang hanya khusus untuk pasien dan juga dokter. Mad terus meramalkan doa untuk keselamatan calon bayi dan ibunya.
Suara deringan ponsel berbunyi. Mad merogoh saku celananya untuk mencari benda pipih yang terus berbunyi. Nama ayah Olivya tertera diponselnya. Dengan rasa berat, Mad menjawab panggilan masuk dari Armon.
"Halo." ucap Mad mengawali.
"Halo, Mad. Aku dengar dari pengawal mu jika putriku jatuh dan masuk rumah sakit?" tanya Armon dengan nada yang begitu khawatir.
"Iya, ini hanya sebuah kecelakaan."
Terdengar jika Armon membuang nafas dengan gusar.
"Kau sangat lalai dalam menjaga putriku. Aku percayakan putriku padamu, dan kau mengecewakanku kali ini."
"Aku tau, tapi ini semua buka sepenuhnya salahku. Bukan hanya kau yang khawatir, tapi aku lebih khawatir."
Setelah mengucapkan hal itu, Mad langsung menutup panggilannya secara sepihak. Mad mengusap wajahnya secara kasar. Sebelum sang dokter menyatakan bahwa istrinya dan calon anaknya baik-baik saja, Mad tidak akan pernah bisa tenang.
Tiga puluh menit berlalu. Sang dokter keluar dari ruangan dan Mad langsung menghampiri sang dokter untuk menanyakan bagaimana kabar istri dan calon anaknya.
"Istri baik-baik saja, hanya saja luka di kepalanya cukup dalam. Tapi..."
Mad mengerutkan dahinya sangat bingung. Kenapa sang dokter harus menggantungkan ucapannya? Ia sangat tak suka itu. Apalagi, hal yang akan dikatakan sebuah hal buruk.
"Kenapa? Jangan kau gantung, aku tidak suka." bantah Mad.
"Kandungan istrimu sangat lemah. Sangat lemah. Yang kita harapkan adalah kekuatan dari istrimu. Jika ia kuat, maka dirinya dan juga bayinya akan selamat. Mengingat usianya sangat muda untuk mengandung, jika ia tidak kuat... Maka kau harus siap kehilangan bayi atau keduanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Mafia
ActionOlivya adalah seorang gadis lugu yang masuk dalam kehidupan seorang mafia. Ia terserang oleh obsessi dan cinta dari mafia yang telah menculiknya. Trauma akan mafia, perlahan akan menghilang sejak ia mengenal sosok Madrick Vallencio yang menjabat seb...