10. Mimpi Seolah Nyata.

61.3K 3.5K 151
                                    

Dengan langkah gontai, Verlyn memasuki mansion mewah milik Mad. Saat ini, ia diputuskan untuk tinggal di mansion Mad, dengan tujuan untuk menjadi teman seorang Olivya.

"Verlyn? Kenapa baru pulang?" tanya Gaston saat tak sengaja lewat dan bertemu dengan Verlyn.

"Sudah jam sepuluh malam, kenapa baru pulang?" tanya Gaston sekali lagi.

"Aku harus panggil uncle atau apa?" tanya Verlyn.

"Uncle,"

"Aku habis dari club!" jawab Verlyn dengan wajah yang malas.

"Untuk apa kau kesana?" tanya Gaston dengan nada tinggi namun santai.

"Hanya berjoget, tidak lebih." balas Verlyn dengan malas.

"Kau tak minum kan?" tanya Gaston dengan nada mengintimidasi.

Verlyn menghembuskan nafasnya dengan berat seraya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kembali ke kamarmu." perintah Gaston.

"Kalo tidak karena uncle pasti aku sudah ada dikamar." balas Verlyn lalu beranjak dari hadapan Gaston.

×××

Olivya menatap nanar pada sebuah aplikasi yang berjudul Instagram. Ia menstalker akun lamanya. Disana, diakun lamanya, terdapat banyak sekali foto dirinya, kakaknya, dan juga kedua orang tuanya.

Tampak mereka tersenyum bahagia, seperti tak ada masalah berat yang sedang dijunjungnya. Namun, itu semua sirna hanya karena seorang mafia tak berbelas kasihan.

"Selamanya, aku akan benci dengan seorang mafia." gumam Olivya sambil meremas kuat ponsel barunya.

"Percuma juga kau membenci mafia, itu takkan membuat kedua orang tuamu kembali." ujar seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri dihadapannya.

"Madrick?"

Madrick duduk disebelah Olivya. Tatapan seperti biasa saat ia berhadapan dengan Olivya. Tatapan lembut.

"Jangan membenci seorang mafia, Vya. Tak semua mafia itu kejam ataupun jahat. Mereka hanya melakukan tugasnya saat ada orang lain yang mengibarkan bendera perang padanya" Gumam Mad.

"Kenapa pernyataan mu, seakan-akan kau itu seorang mafia, Mad." balas Olivya.

"Tidak, aku hanya memberitahumu saja. Soal percaya atau tidak, itu hak mu. Namun, perlu kau ingat," Mad menggantungkan ucapannya seraya menatap dalam manik mata Olivya.

"Jodohmu akan seorang mafia." gumam Mad dengan pelan.

Olivya sontak langsung berdiri dengan kedua tangan menggenggam.

"Apakah kau seorang mafia?!" tanya Olivya dengan nada tegas.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Mad.

"Kau bilang, aku hanya milikmu. Milik seorang Madrick Vallencio. Yang kau maksud jodoh itu kau? Kau seorang mafia?" bentak Olivya.

Bodoh kau Mad! batin Mad merutukki dirinya.

"Jangan dipikirkan, aku bukan seorang mafia. Aku CEO. Buang jauh-jauh pikiranmu yang menganggap ku mafia." balas Mad dengan dingin.

My Dangerous Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang