Olivya berdiri didekat jendela kamarnya. Kejadian kemarin sangat membuatnya trauma. Olivya melamun, perlahan air matanya turun melolos dipipinya. Terbayang bagaimana orang tuanya dibunuh dengan tragis.
Saat itu, seharusnya aku tidak kabur. Sebaiknya aku mati bersama mereka batin Olivya.
"Shhh," ringis Oliv saat luka ditangannya terasa nyeri. Ia melihat perban ditangannya yang sedikit dilumuri darah. Luka sayatannya kembali mengeluarkan darah.
"Hidupku penuh dengan masalah." gumam Oliv. Pikirannya kembali pada kejadian kemarin.
Flashback
Suara pukulan, tembakan, serta hantaman begitu kuat, masuk kedalam indera pendengaran Oliv.
Didepan matanya, ia menyaksikan Mad sedang bertarung dengan banyak sekali orang-orang berbadan besar. Tubuh mungil Olivya bergetar hebat saat mendengar suara-suara tembakan serta jeritan yang berakhir kematian.
Mad berhasil membawanya keluar dari kukungan wanita gila yang menyiksa Oliv. Tapi, sepertinya Tuhan masih ingin memberi cobaan. Saat sudah keluar dari gerbang tua itu, Mad dan Olivya terjebak lagi dengan banyaknya pengawal disana. Tak lupa dengan tubuh yang besar serta berotonya itu.
"Mundur, Vya. Ingat, jangan jauh-jauh dariku." ujar Mad pada Oliv.
Olivya melangkah mundur untuk menuruti perintah Mad.
Dorrr
Dorrr
Olivya menutup telingannya rapat-rapat saat mendengar suara tembakan. Ia benci senjata, ia benci suara tembakan. Sedangkan Mad, masih bertarung dengan puluhan pengawal wanita gila itu.
Nyeri disekujur tubuhnya, tak kunjung menghilang. Rasa trauma kembali berkobar dihati Olivya. Ia menangis dibawah pohon, duduk bersandar dengan kaki yang ditekuk.
"Ada yang sakit?" tanya Mad yang sudah berjongkok didepan Olivya. Olivya mengangkat wajahnya dan menatap wajah Mad yang penuh dengan luka lembam dan ada darah yang terus merembes dipelipisnya.
"Mad? Kau? Oh, God. Kau mengeluarkan banya darah dipelipismu." ujar Olivya dengan rasa khawatirnya. Olivya hendak menyentuh pelipis Mad yang berdarah, namun itu dicegah oleh Mad.
"Jangan pedulikan aku. Yang terpenting kamu, gimana keadaanmu?" tanya Mad.
"Hanya sedikit nyeri, luka sayatannya juga sidah mengering." kata Olivya.
"Mad, aku ingin pulang." pinta Olivya dengan airmata.
"Baiklah, ayo kita pulang."
Mad membantu Olivya untuk berdiri.
"Masih kuat jalankan?" tanya Mad dengan raut wajah yang khawatir.
Olivya tersenyum dan mengangguk.Mad menuntun Olivya berjalan mendekati lamborgini hitam mewah milih Mad. Mad membukakan pintu untuk Olivya masuk kedalam kursi penumpang. Lalu disusul Mad duduk disebelahnya.
"Jalan." perintah Mad pada sopir pribadinya.
"Siap tuan," balas sopir itu.
Lamborgini Mad berjalan dengan kecepatan standart. Mad menarik kepala Olivya untuk diletakkan dipundaknya dan tidak ada penolakkan dari Olivya.
Sesampainya di mansion, Mad langsung menyuruh para maid untuk mengobati luka Olivya dengan sangat hati-hati. Jika tidak, nyawa mereka taruhannya. Dengan sangat teliti, para maid itu mengobati Olivya dengan sangat hati-hati. Para maid tidak bisa bekerja dengan konsen, karena Mad terus mengawasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Mafia
ActionOlivya adalah seorang gadis lugu yang masuk dalam kehidupan seorang mafia. Ia terserang oleh obsessi dan cinta dari mafia yang telah menculiknya. Trauma akan mafia, perlahan akan menghilang sejak ia mengenal sosok Madrick Vallencio yang menjabat seb...