~Kehadiran mu membuat hidupku lebih berwarna~
Hari semakin gelap, tetapi Stela masih setia duduk di kursi taman belakang rumahnya.
Ia bingung apakah ia mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pak Bima dengan jangka waktu sebentar?
Bagi Stela cita cita dan kebahagiaan hanya kita sendiri yang bisa mewujudkan nya. Tapi kenapa pada saat Stela ditugaskan oleh pak Bima untuk membuat proposal yang akan menuju titik terang untuk meraih cita cita nya malah ia buat sebagai pemikiran yang sangat berat banginya?
Hari ini cukup melelahkan untuk dijalani, padahal Stela tidak melakukan pekerjaan berat hanya saja di suruh buat proposal yang membuat hari ini sangat tidak penting untuk dijalankan.
Stel lu napa begok banget sih, pak Bima itu meringankan lo buat menggapai cita cita Lo. Kok Lo bikin diri Lo sendiri down sih, dasar aneh Lo Stel- batinnya.
"Tuhan tolong aku, aku bingung apakah aku bisa menyelesaikan pekerjaan ini Tuhan. Aku gak mau mengecewakan orang orang terdekat ku yang aku sayang Tuhan." tanpa disadari air mata Stela jatuh bersama derasnya hujan.
Mungkin kali ini langit sangat mengerti akan keadaan Stela yang membuat nya bingung, makanya langit ikut gelap dan menumpahkan segala airnya untuk menghapus air mata Stela dari kejauhan dan tanpa ia rasakan.
"Stela kok kamu ujan ujanan sih nak, sini masuk nanti kamu sakit loh" perkataan ibu Stela tak kunjung dihiraukan oleh Stela.
Kini ibunya Stela merasa kan apa yang dirasakan oleh anak gadisnya itu.
Sejujurnya ibu Stela sangat takut dengan keputusan yang diambil oleh putrinya. Bukan karena takut tapi ibunya masih memikirkan keadaan stela yang masih terbilang seperti anak kecil.
Bagaimana tidak, apabila Stela udah merasakan kedewasaan pasti dengan mangambil keputusan ia menerima proposal ini ia tidak buat pusing. Tapi apa? Kali ini Stela sedang bekelimut dengan pikirannya sendiri.
Sudahlah mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk Stela merasa kan tanggung jawab yang besar di masa remajanya.
Ibu nya Stela hanya menatap Stela yang terdiam lesuh di taman belakang rumah beserta deras nya hujan.
"Bu, Stela tau ibu masih perhatikan stela disini. Stela mau nanya sesuatu ke ibu" ucap stela membuka suara tanpa membalikkan tubuhnya.
"Apa nak tanyakan saja"
"Bu, apa Stela salah mengambil keputusan untuk menerima tawaran pak Bima? Apa Stela salah ngambil jurusan? Jawab Bu, Stela butuh jawaban yang bisa menguatkan Stela kali ini" ucapan stela mampu mengeluarkan segala tangis yang ia pendam dari tadi.
Ibu nya hanya terdiam, ia bingung mengapa disaat dewasa ia seperti ini. Stela memang anaknya kekanak-kanakan tetapi ibunya gak pernah melihat anak gadisnya serapuh ini untuk kedua kalinya.
Kedua kalinya? Yah, Stela pernah rapuh disaat ia ditinggal kan oleh papanya untuk selamanya.
Stela bahkan tidak makan berhari hari karena ia masih tidak percaya bahwa sosok papa yang sangat ia sayangi pergi begitu saja meninggalkan Stela dan ibunya.
Stela pernah berpikir, buat apa ia tinggal dirumah semewah dan semegah ini? Kalau saja ia bisa menjual rumah nya dan bisa mengembalikan papanya mungkin ia sudah lakukan sejak dulu. Tapi tidak, stela tidak mau terjatuh dalam terpurukan selamanya.
Stela berusaha bangkit dari terpurukannya itu tapi kenapa ia merasakan hal yang sama tetapi dengan kejadian yang berbeda? Sungguh Stela tak kuasa meratapi nasibnya kali ini.
"Bu jawab pertanyaan Stela" perkataan stela mampu membuat ibunya tersadar dari segala lamuannya.
"Kamu gak salah kok ngambil keputusan buat nerima tawaran pak Bima guru kamu itu nak, kamu juga gak salah ngambil jurusan, karena ibu pernah nanyain kamu kalau kamu mau masuk jurusan apa SMA nanti dan kamu sendiri jawabnya mau jurusan IPA. IPA atau IPS sama sama memiliki kesulitan masing masing jadi keputusan kamu milih jurusan bukannya udah kamu pikirin jauh jauh hari sebelum kamu masuk SMA?" tutur ibu yang membuat Stela semakin bingung.
Sejujurnya ibu Stela ingin sekali memeluk putri semata wayangnya itu, tapi ibunya membiarkan Stela berpikir terlebih dahulu dengan kondisi nya.
"Ingat nak, kamu itu udah dewasa dan setiap perjalanan hidup pasti ada rintangan nya masing, tuhan sangat sayang sama kamu nak dia hanya mau kamu menggapai apa yang kamu gantung kan selama ini. Ibu pecaya anak ibu yang satu ini kuat dan pintar, ibu yakin kamu bakal sukses nak dan kamu harus tunjukkan keseluruh dunia bahwa kamu gak seburuk apa yang mereka kira" lanjut ibu nya stela sembari menguatkan Stela.
"Bu mungkin kalau aku ikut teman ku buat masuk jurusan IPS, aku mungkin gak seperti ini Bu yang bimbang dengan tanggung jawab sebesar ini" perkatan Stela mampu membuat ibunya semakin sedih melihat putrinya semakin terpuruk.
"Ibu tanya sama kamu, kamu sekolah kamu yang jalani atau teman mu? Kamu kan, jadi jangan pernah ikut jalan siapa pun demi masa depan mu. Ingat manusia semakin dewasa tanggung jawab nya semakin besar, kamu baru rasain yang permulaan aja udah down jadi gimana dengan tanggung jawab selanjutnya yang lebih besar lagi seperti kuliah, rumah tangga mu nanti? Pesan ibu hadapi dengan tenang, jangan merasa sendiri seperti ini, cerita sama ibu walaupun ibu hanya bisa dukung dan bantu doa kamu tapi asal kamu tau setiap kegiatan yang dicampur tangankan oleh tuhan pasti semuanya akan mudah untuk dijalani. Jadi sekarang kamu senyum dan bawa rileks aja okey" dengan sigap Stela berlari menuju ibunya dan memeluknya sangat erat.
"Stela sayang ibu, ibu janji jangan tinggalkan stela yah, ibu harus liat stela sukses sampai jadi dokter. Cuman ibu aja yang stela punya semenjak papa meninggal kan kita hanya stela yang mampu jaga ibu dan stela bakal jaga ibu sekuat tenaga Stela" Stela semakin mengeratkan pelukannya seakan ia tidak bisa menerima nasib nya nanti kalau ibunya sudah gak ada disisinya lagi untuk sebagai pendukung dan penguat nya.
"Ibu janji sayang, ibu gak akan kemana mana jadi kita lewati berdua yah dirumah ini, jadi kamu harus kuat dan semangat buat proposal nya yah"
Waktu seakan berhenti membiarkan antara ibu dan anak melepas kan segala keluh kesahnya lewat sebuah pelukan yang sulit untuk diartikan oleh siapapun dan hanya dimengerti oleh keduanya saja.
Keadaan Stela kali ini berbeda dengan tadi, ia sekarang begitu tenang setelah mendapat arahan dari ibunya dan kali ini ia menjalani tugas terbesar nya dengan tenang.
Stela janji Bu Stela bakal buat ibu bahagia dan stela bakal raih cita cita stela sebagai dokter yang membantu masyarakat dengan pelayanan terbaik yang bakal stela lakukan suatu saat nanti, makasih Bu doa mu bakal stela aminkan dengan sebuah pembuktian yang besar dan pembuktian ibu mampu membuat semuanya bahagia, tunggu aja stela bu- batinnya.
***
ye aye update, yuk ramein lagi part ini🙌
Jangan lupa vote yah buat semangatin aku up terus
Follow akun dibawah yah:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My girlfriend is a doctor [ End ]
Teen Fiction[sebelum baca wajib follow dulu] Tri Angga Asmara atau kerap dipanggil dengan sebutan Angga ini adalah dokter pembimbing yang memiliki sifat ramah terhadap pasiennya dan juga ia dijuluki sebagai dokter termuda dan memiliki ketampanan sebagai dokter...