13. Sahabat Lama

90 28 0
                                    

~Kebahagiaan hanya kita sendiri yang bisa menciptakan tetapi kebahagiaan bisa dirasakan oleh semua orang~

Kini mobil sport berwarna putih dengan atap terbuka milik Stela sudah terparkir rapih dihalaman parkiran Gramedia, Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini mobil sport berwarna putih dengan atap terbuka milik Stela sudah terparkir rapih dihalaman parkiran Gramedia, Jakarta.

Stela dan juga Fariz sudah berada didalam Gramedia sambil melihat-lihat isi Gramedia.

Sambil memilih buku yang akan dibeli, Fariz rasanya ingin sekali memberitahu Stela akan kuliahnya.

Apa Stela bakal suka aku di rumahnya? Apa dia bakal usir aku dari rumahnya saat dia tau kalau aku dah lulus? Aah apaan sih lo Riz positif thinking aja lah, dia kan adek sepupu Lo dan dia gak bakal tega ngusir lo kali!- batinnya.

Fariz dan Stela sudah berada di lorong ketiga, lorong dimana semua buku sastra dan juga sejarah di satukan dalam satu lorong.

Stela merasa tertarik dengan salah satu buku sastra yang berada di bagian atas rak tersebut.

"Mendingan lo cari buku buku deh sana daripada buntutin gw mulu!" ucap Stela membuka suara karena ia merasa risih dengan sikap Fariz yang selalu mengikutinya.

Fariz bukannya menjawab perkataan Stela malah ia tertegun dengan pikirannya sendiri.

Stela merasa aneh dengan sikap yang ditunjukkan oleh Fariz. Curiga dengan apa yang dipikirkan oleh Fariz, ia memutuskan mau tidak mau harus menanyakan apa yang sedang kakak sepupu nya itu pikirkan.

"Lo ada masalah? Cerita lah, bengong mulu lo!" ucap Stela dengan nada menyinggung.

Tak ada jawaban dari Fariz membuat Stela ingin menjahilinya.

Stela yang sedang melakukan sesuatu dihadapannya tak sama sekali dihiraukan oleh Fariz.

Rasa rasanya ni anak kesambet apa yah?

Satu kali tepuk, dua kali tepuk tidak ada reaksi sama sekali. Stela harus menepuk bahunya Fariz dengan kuat supaya cowok itu tersadar dari pikirin nya sendiri.

Stela berjalan jinjit kebelakang tubuh Fariz, dan cowok itu sama sekali tidak menghiraukan kepergian Stela.

1, 2, 3, hensot

Tepukan yang sangat sempurna membuat Fariz tersadar dan juga terjungkir kedepan karena merasakan besarnya kekagetan yang ia alami.

"Woy, sumpah ye lo adek kagak ada akhlak nya sama sekali!" ucap Fariz yang masih terduduk dilantai.

Stela merasakan puas tersendiri karena melihat kakak nya itu kesel "rasain lo!" ucap Stela lalu meninggalkan Fariz yang masih kesel dengannya.

"Woy tungguin napa!" Fariz mengejar Stela namun Stela mempercepat langkahnya membuat Fariz merasakan kewalahan mengejar nya.

Stela masih tertawa disepanjang lorong karena ia mengingat bagaimana reaksi wajah Fariz saat ia dikagetkan oleh Stela hingga terjatuh.

Langkah Stela tiba tiba saja terhenti saat melihat seseorang yang sangat ia kenali.

My girlfriend is a doctor [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang