37. Penyesalan

55 20 1
                                    

~Sebuah penyesalan akan datang pada akhirnya, penyesalan itulah yang akan membuat dirimu sadar betapa bodohnya kamu!~

~Sebuah penyesalan akan datang pada akhirnya, penyesalan itulah yang akan membuat dirimu sadar betapa bodohnya kamu!~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pada pukul 10:00 pagi, Stela dan juga Kevano berada di kantor polisi. Tempat dimana Darel ditahan.

"Saudara Darel" panggil pak polisi yang membuat Darel mengacungkan tangannya.

"Saya pak, ada apa?"

"Ada kunjungan untuk anda" ucap pak polisi tersebut sambil membuka gembok pintu penjara.

"Dari siapa pak?"

"Teman anda" jawab pak polisi tersebut, lalu mengiring Darel untuk bertemu dengan Stela dan juga Kevano.

Darel menundukkan wajahnya seraya merasakan malu untuk menatap Stela dan Kevano.

"Pak, boleh bapak tinggal kami dulu?" tanya Kevano yang langsung diangguki oleh pak polisi bernama Satria.

Sepeninggalan pak Satria, Kevano menatap Darel dengan tatapan tajam. Sedangkan Stela, wanita itu sudah meneteskan air mata dengan perlahan.

Isak tangis Stela, membuat Darel mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk mentap kearah Stela dan juga Kevano.

Jujur, Darel tak tega melihat Stela menangis seperti itu. Darel sangat menyesali perbuatannya, ia sangat menyesal akan merusak masa depan gadis yang sama sekali tak berdaya.

"Gw mau tanya sama Lo kak" ucap Stela membuka suara.

"Ma-maaf" ucap Darel dengan pelan dan menundukkan kembali kepalanya.

"Angkat kepala lo bangsat!" ucap Kevano dengan geram.

Stela menggenggam tangan Kevano agar cowok itu bisa mengontrol emosi nya, karena Stela tahu bahwa Kevano adalah cowok yang tidak kenal tempat apabila ia sangat marah dengan musuhnya.

Dengan rasa takut dan malu, Darel mengangkat kepalanya dan menatap Stela dengan rasa enggan didirinya.

"Lo punya utang sama gw!" ucap Kevano yang membuat alis Darel terangkat bingung.

"U-utang apa?"

"Utang penjelasan!" jawab Kevano dengan cuek.

"Gw mau lo kak, jelasin semuanya ke gw!" ucap Stela yang tak mau menatap wajah Darel.

Darel membuka suara lalu menjelaskan dari awal sampai akhir dari niatan dia mau menyelakai Stela.

Kevano yang mendengarkan penjelasan dari Darel, membuat dirinya semakin bingung atas kelakuan Darel.

"Ma-maafin gw" ucap Darel diakhir penjelasannya.

"Lain kali, kalau ngelakuin itu pakai otak! Jangan pakai dengkul lo!" protes Kevano yang masih digenggam tangannya oleh Stela.

My girlfriend is a doctor [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang