35. Momen Langka

50 21 0
                                    

~Sikapmu mencerminkan dirimu sendiri dan memperlihatkan betapa bodohnya dirimu!~

Kini Kevano menghampiri Darel dan juga Stela, Kevano tak habis pikir dengan sikap Darel yang menjijikkan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Kevano menghampiri Darel dan juga Stela, Kevano tak habis pikir dengan sikap Darel yang menjijikkan ini.

"Lo ngomong apa sama Stela Hem?" tanya Kevano sambil menaiki sebelah alisnya.

"Gw gak ngomong apa apa" sanggah Darel dengan sok polosnya.

"Kalau lo gak ngomong apa-apa terus kenapa cewek gw sampai nangis?"

"Gw cuma curhat aja sama dia tentang kehidupan gw!"

"Kehidupan penuh kebohongan dan kelicikan?" tanya Kevano membuat Darel melotot.

"Ma-maksud lo apa ha?" tanya Darel dengan amarahnya.

"Lo marah sama gw? Marah aja, asal jangan sesali kalau gw tuntut loh dengan pasal berlapis!"

"Kak udah, mendingan kita pergi aja dari sini. Gw udah gak selera untuk makan!" ucap Stela dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Sekali lagi lo buat cewek gw nangis, liat aja lo!" ucap Kevano sambil menepis pegangan Darel di kerah bajunya.

Kevano meraih sebelah tangan Stela yang terasa dingin sekali, bersyukur sekali suasana kantin tidak terlalu ramai. Kejadian tadi, tak banyak siswa siswi yang melihatnya.

Kevano mengajak Stela untuk ke toilet perempuan dengan tujuan membersihkan wajah Stela yang sudah dipenuhi dengan air mata.

Selly menemani Stela untuk memasuki toilet perempuan, karena tidak mungkin untuk Kevano memasuki toilet tersebut.

Didalam toilet, isak tangis Stela mulai mereda. Tetapi, ia masih tak percaya bahwa seorang Darel yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya itu malah merusakkan semua kebahagiaan yang dimiliki oleh seseorang.

Selly menatap Stela dengan sendu, ia tak kuasa melihat sahabatnya itu berada diposisi yang sangat sulit.

Selly mendekati Stela yang masih terbenggun didepan kaca sambil membasuh tangannya dari keran wastafel.

"Stel" sapa Selly dengan lembut.

Tanpa menjawab panggilan dari Selly, Stela dengan sigap memeluk Selly dengan erat dan juga air mata yang kini turun kembali.

"Gw gak nyangka Sel, kenapa kak Darel bisa sejahat itu?" tanya Stela yang memeluk Selly dengan erat.

"Udah lo gak usah pikirin dia, sekarang Lo masih punya gw dan kak Kevano yang sayang banget sama lo" jawab Selly sambil mengusap punggung Stela.

"Gw mau jujur sama Lo Stela!" ucap Selly dan membuat Stela melepaskan pelukannya itu.

"Lo mau jujur soal apa?"

"Kak Darel"

"Kenapa?"

"Sebenarnya gw sama kak Kevano udah tau yang sebenarnya, Lo masih ingat kan tadi pagi kak Darel nyapa buat ngajak makan bareng dikantin? Nah disitu gw sama kak Kevano nyusun rencana bahwa kita bakal ikuti semua permainan yang dimainkan oleh kak Darel untuk berpura-pura masa bodo dengan segala kejadian, awalnya gw nolak. Tapi, gw gak bisa liat Lo dan sahabat Lo yang sedang terbaring lemah dirumah sakit, walaupun gw gak kenal Sila, tapi gw punya rasa kasihan kepada gadis itu" penjelasan Selly membuat Stela semakin bingung dengan keadaan.

My girlfriend is a doctor [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang