40. Perpisahan

50 21 1
                                    

~Setiap yang dimulai pasti akan berakhir, dan akhir itu tak selamanya menyedihkan namun mengharukan~

~Setiap yang dimulai pasti akan berakhir, dan akhir itu tak selamanya menyedihkan namun mengharukan~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 08:00 pagi, mobil Kevano memasuki area SMA Nusa bangsa. Suara teriakan dan kalimat memuja dari para siswi tidak di ubris oleh Kevano, karena cowok itu sudah terbiasa dengan itu semua.

Kevano dan juga Stela yang masih berada di dalam mobil membuat mereka tertawa melihat kelakuan kakak, dan juga adek kelas mereka.

Raut wajah Stela tiba tiba memudar lalu menampakkan raut wajah kesedihannya, raut wajah Stela membuat Kevano bingung akan semuanya.

"Kenapa yang?" tanya Kevano sambil mengelus pundak tangan kekasihnya.

"Kak, apa setelah aku praktikum aku gak keteri-"

"Sssst, jangan ngomong gitu" sanggah Kevano sambil mengelus pundak tangan kekasihnya itu.

"Sekarang kamu harus positif thinking, kalau kamu gak keterima yah udah daftar normal aja. Intinya apapun hasilnya yang penting kamu udah berusaha sekuat mungkin untuk menggapainya" lanjutnya lagi.

Deg

Bagaikan di sambar petir rasanya begitu menyentuh hati, setiap ucapan Kevano mampu membuat Stela tersadar dari pikirannya yang membuat ia merasa down sebelum melakukan nya.

"Makasih kak" ucap Stela lalu memeluk Kevano dengan sigapnya.

Selly yang berada di mobil yang sama hanya bisa memerhatikan intraksi antara dua manusia bucin yang awalnya sekedar sahabatan.

"Khuk, jomblo sini jomblo" celetuk Selly yang membuat Stela dan Kevano meliriknya.

"Ganggu banget" guman Kevano.

"Gw denger kali kak, dah ah dari pada liat adegan perbucinan mendingan gw turun aja" grutu Selly lalu keluar dari dalam mobil Kevano dan berjalan lurus ke kelasnya.

Stela dan juga Kevano yang melihat raut wajah Selly yang sangat kesal membuat mereka tertawa getir, lalu keluar dari dalam mobil dengan raut wajah bahagia.

***

Tepat pada pintu masuk ruang kelas XI IPA 5, Stela dihadang oleh adek kelasnya bernama Putri.

"Kenapa put?" tanya Stela dengan wajah kebingungan akan sikap putri yang berubah drastis.

"Aku mau ngomong sama kakak bisa?"

"Bisa kok, kapan? Dimana?"

"Waktu istirahat di perpustakaan" ucap Putri dengan judes lalu meninggalkan Stela yang masih kebingungan.

Ada apa yah? Kok perasaan gw jadi gak enak- batin Stela.

"Woy, kesambet petir baru tau rasa lo" ucap Aldi dengan wajah tak berdosa nya setelah mengagetkan Stela.

My girlfriend is a doctor [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang