51. Kembar?

77 20 13
                                    

~Gak Sell, gw gak bisa ikhlaskan orang yang selalu bikin gw bahagia walaupun dia sendiri terluka~ Stela

~Gak Sell, gw gak bisa ikhlaskan orang yang selalu bikin gw bahagia walaupun dia sendiri terluka~ Stela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 08:00 pagi, acara pemakaman Fariz dilakukan di TPU Pelita. Kini blok B sudah dipenuhi oleh masyarakat yang ikut dalam acara pemakaman Fariz.

Isak tangis Stela mulai terdengar oleh orang disekitarnya yang membuat Stela mendapatkan teguran bahwa menangisi orang yang sudah tiada secara berlebihan maka arwah orang itu tidak tenang.

Kevano menuntun Stela sambil mengelus kedua pundak kekasihnya itu, ia ikutan sedih melihat Stela sedih.

Kevano tidak lama mengenal Fariz. Tetapi dengan waktu perkenalan yang cukup singkat itu, Kevano melihat bahwa Fariz sungguh mencintai adeknya.

"Stela udah, hapus air mata mu" celetuk Selly dari belakang mereka.

"Abang Sell" jawab Stela sambil menekuk kan kedua lututnya di hadapan kuburan Fariz yang sudah ditaburi bunga.

"Mendingan lo istirahat aja yuk, ikhlaskan Fariz."

"Gak Sell, gw gak bisa ikhlaskan orang yang selalu bikin gw bahagia walaupun dia sendiri terluka."

"Gw tau Fariz orang nya gitu, apa dengan cara lo tangisi dia terus terusan gini bakal hidupin dia? Gak kan?" tanya Selly menaiki nada bicaranya.

"TINGGALKAN GW SENDIRI!" pintah Stela frustasi.

Kevano, Selly, dan juga Sila tak menyanggah sedikit pun perkataan Stela. Mereka tau, keadaan Stela kini tidak baik baik saja. Ia kehilangan orang yang sangat ia sayang untuk kedua kalinya.

Sedangkan Deris, wanita itu tidak diperbolehkan untuk menghadiri pemakaman karena keadaan cukup memperihatinkan.

Saat Kevano, Selly, dan juga Sila menuju ke parkiran. Tatapan ketiganya tertuju kepada seorang remaja seusianya sedang menangisi sebuah kuburan yang jaraknya tak jauh dari mereka.

"Kalian liat gak tu orang? Kasihan banget" ucap Selly yang membuat Kevano semakin mengerutkan dahinya.

"Gw punya ide" celetuk Sila.

"Apa?" jawab Selly dan juga Kevano secara serempak.

Sila mulai menyampaikan idenya dengan serius yang menimbulkan anggukan paham antara Kevano dan juga Selly.

"Jadi kita samperin dia?" tanya Selly.

"Iya" jawab Sila.

"Yah udah tunggu apa lagi, ayok samperin" perintah Kevano.

Disisi lain, cowok itu masih memeluk sebuah batu nisan yang bertulisan nama "Kanjeng Rahayu."

Kevano, Selly dan juga Sila berdiri tepat di belakang cowok itu.

"Permisi" ucap Kevano sambil memegang pundak cowok itu.

Tak ada jawaban dari cowok itu, Kevano memilih menekukkan lututnya supaya setara dengannya.

My girlfriend is a doctor [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang