20. Bareng Adek Kelas

72 20 4
                                    

~Apa bila kita sudah berada di atas maka jangan lah lupa menengok kebawah karena kita berada dari bawah sebelum menempati kedudukan diatas!~

~Apa bila kita sudah berada di atas maka jangan lah lupa menengok kebawah karena kita berada dari bawah sebelum menempati kedudukan diatas!~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat pun berbunyi, seluruh murid yang berada didalam kelas Stela kini sudah berhamburan keluar.

Tak mau mengingkar janji kepada Putri, Stela dan juga Selly menyempatkan menjemput Putri dikelasnya untuk mengajak gadis itu makan bareng di kantin.

Andai saja Putri memberikan nomor ponselnya, mungkin ia akan menelpon gadis itu dan tak perlu menjemput nya di kelas.

Sepanjang lorong, seluruh tatapan kakak kelasnya kini tertuju kepada kedua gadis tersebut. Siapa lagi kalau bukan kepada Stela dan Selly.

Bukan tatapan kebencian yang di lemparkan oleh kakak kelasnya, melainkan tatapan memuja akan penampilan Stela dan Selly.

"Hay, mau kemana kalian?" kehadiran Darel membuat kedua gadis itu terkejut luar binasa. Eeh maksudnya luar biasa.

"Bisa gak sih kagak usah ngagetin anjir? kita juga punya jantung ya bisa aja copot" grutu Selly dengan sewot.

"Aduh, gw takut. Tapi muka lo lucu juga yah kalau lagi ngambek kek gitu" ejek Darel sambil menertawai wajah Selly.

Ingin rasanya Darel menyubit pipi gadis itu. Tapi dia sadar dan masih waras akan lokasinya saat ini.

"Lo mau kemana kak?" tanya Stela dengan santainya.

"Gw mau ke kantin, lo berdua kekantin juga? Barengan mau?"

"Yah kita mau ke kantin tapi harus ke kelas Putri dulu" jawab Selly.

Putri? Satu nama mampu membuat Darel kebingungan. Siapa lagi putri itu? Aah rasanya pusing memikirkan nya.

"Kak?" ucap Stela sambil melambaikan tangan nya dihadapan wajah Darel dengan tujuan menyadarkan cowok itu dari lamuannya.

"Eeh? Gw mau tanya, Putri siapa?"

"Ooh penasaran? Putri itu adek kelas kita anak kelas X."

"Kok bisa kalian yang jemput dia? Palingan dia udah dikantin."

"Tadi pagi, kita berdua janji sama dia buat jemput dia ke kelasnya dan ngajak makan dikantin. Tapi coba aja kita samperin dulu" penjelasan Selly mampu menimbulkan reaksi tubuh dari Darel.

Ha, reaksi tubuh? Reaksi tubuh itu seperti jawaban anggukan atau senyuman yang bisa mewakili tawaran atau ajakan.

Tidak mau berdebat lagi, Stela berjalan menuju kelas Putri lalu meninggalkan Selly dan juga Darel yang masih berbicara dengan pikirannya sendiri.

Ditempat lain, satu cowok sedang mengamati gelagat Darel yang membuat emosinya membludak.

Darel, lo bakal mati ditangan gw!

My girlfriend is a doctor [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang