Happy reading guys
.
.
.
.
.
'dan kemudian hatiku berkata, bukankah kamu sudah punya aku sebagai ratumu? Kenapa masih mencari selir untuk seorang pangeran?'
.
.
.
.
.
"Sah!"
Bersamaan dengan suara teriakan dan tepuk tangan bahagia, Raziva terdiam tak bergeming, bibirnya terasa kelu bahkan hanya untuk mengucapkan satu parah katapun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Stevani Raziva Adelard!"***
Ditempatnya Abian menatap sendu pada dua orang yang tengah mengikuti prosesi akad nikah, ingatannya kembali pada kenangan masa lalunya, Riana, tunangannya yang menghilang bagai ditelan bumi, kini hadir di hadapannya, hanya saja tak pernah terlintas dibenaknya akan melihat tunangannya itu menikah- dan bukan dengan dirinya, tanpa sadar matanya memerah, sama sekali tidak terlihat raut wajah sedih dari Riana, melainkan raut wajah bahagia.
Berbarengan dengan kalimat 'sah' yang disoraki dengan kebahagiaan diikuti dengan tepuk tangan yang meriah, Abian memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya, rasa sakit dan kecewa berkumpul menjadi satu dalam raut wajah sendunya, namun, kala ia mengalihkan pandangannya, matanya terkunci pada sesosok orang terpenting yang keberadaannya tak pernah disadari oleh siapapun, dengan tubuh kaku dan mata kosong yang yang menatap lurus pada sosok pria yang beberapa menit lalu menikahi tunangannya, sejenak Abi merasa bahwa untuk pertama kalinya ia bisa memahami perasaan seseorang di kali pertama keberadaan mereka, matanya kembali melirik Reza yang masih tak menyadari orang itu dibelakangnya.
"Stevani Raziva Adelard!"
Mendengar teriakan Abian , sontak semua menjadi diam, ada yang berbisik dan mencari cari keberadaan Raziva, namun gadis itu tetap dia seakan jiwanya terpisah dari raganya yang masih terpaku di tempat, bahkan Ziva tak menyadari bahwa semua memandang dan membicarakannya, tak terkecuali sang suami dan istri keduanya juga Farah yang menatapnya terkejut.
"Zi...Ziva," lirih Reza, namun entah mengapa suara halus itu malah seperti tali tambang yang menarik jiwanya dengan keras untuk kembali pada kenyataan yang tak pernah ia kira akan datang hari dimana ia akan ditingkatkan dan tergantikan.
"Selamat..." Hanya itu saja yang mampu Ziva katakan dengan bibir kelu nya.
"Ziva ini-"
Tak ingin mendengar lebih jauh, Ziva berbalik dan melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan tempat dimana hatinya patah tak berbentuk. Setipa langkahnya berbarengan dengan setiap tetes air mata yang jatuh, namun meski begitu wajahnya masih datar dengan binar wajah kosong, dibelakangnya Reza mengejarnya dan memeluk nya erat membuat Raziva mematung ditempatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/255302485-288-k844810.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) a Navillera
RomanceIstri mana yang akan rela saat suaminya dipaksa melakukan poligami oleh ibu mertuanya, begitupula dengan Stevani Raziva, wanita yang sudah menjalani kehidupan pernikahannya selama 2 tahun namun tak kunjung diberikan seorang anak. "Mama rasa Ziva ta...