Alasan dia terlambat?

1.4K 59 5
                                        

Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Aku tidak pernah cemburu sebelumnya karena kamu punyaku, tapi saat ini kamu bukanlah milikku seorang, bolehkah aku cemburu sekarang?"
-Dari permaisuri kaisar Fahreza.

"Aku tidak pernah cemburu sebelumnya karena kamu punyaku, tapi saat ini kamu bukanlah milikku seorang, bolehkah aku cemburu sekarang?"-Dari permaisuri kaisar Fahreza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, kenapa tuh mukanya merah?" Tanya Liya melihat wajah Ziva yang sembap.

"Tau nih Manda," ujar Ziva mencoba tersenyum.

"Man, Lo apain anak kesayangan gue?" Tanya Liya dengan garang membuat Manda tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya.

"Biasa Manda mah gak jelas," ucap Ziva mencoba bercanda membuat Liya tersenyum tipis, tak ingin mengungkit lebih dalam apa yang tak ingin dibicarakan oleh Ziva, setiap orang punya cerita dan rahasianya sendiri, right?

Ya, karena Liya juga begitu, tidak semua hal bisa ia ceritakan pada kedua sahabatnya, mungkin, hanya waktunya saja yang belum tepat.

"Eh udah nyobain baju buat nanti malam?" Tanya Manda membuat Liya jengah, ini adalah pertanyaan ke sepuluh di hari ini.

"Sudah, badan gue gak ngembang sebegitu cepat dalam hitungan detik man!" Kesalnya membuat Manda tertawa.

"Aksesoris dan riasan, sudah ditentuin?" Ucap Ziva menuju meja tiap Liya melihat beberapa aksesoris hijab di sana.

"Sudah, kalian pilih juga deh, itu aja hiasan rambut juga buat Manda," ucap Liya menunjuk hiasan rambut untuk manda, sedangkan Ziva sudah lebih dulu memilih hiasan hijab untuknya.

"Baju mu warna apa Manda?" Tanya Liya berusaha membantu Manda yang nampak tengah melamun, namun bukan masalah hiasan rambut itu yang membuatnya melamun, namun janjinya yang belum selesai kepada seseorang yang ia cintai.

"Ah iya, gimana?" Tanyanya membuat Liya tersenyum maklum, dan mengambil hiasan berwarna perak, bersamaan dengan Ziva yang mengambil hiasan hijab berwarna silver membuat mereka menjadi tertawa.

Satu hati hmm.

"Ini aja gimana, Ziva sama Manda pakai baju warna apa nanti?" Tanya Liya seraya mengambil beberapa alat make up untuk mereka, tak terasa kini sudah tengah hari.

"Ziva sama mas Reza nanti pakai baju warna navy," ucap Ziva membuat keduanya mengangguk.

"Reza mau pakai hiasan rambut juga?" Canda Manda membuat Liya melemparkan sebuah bantal sofa padanya.

"Ngaco!" Ucapnya membuat Ziva tertawa.

"Nanti Ziva tanyain ya," canda nya membuat ketiganya tertawa.

I'm (not) a NavilleraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang