Belum memaafkannya

1.7K 45 6
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
"Meskipun telah memiliki segalanya, manusia tetap serakah."

"Assalamualaikum mas Regas, ada apa?" Tanya Liya menahan ponselnya menggunakan kepala dan bahunya, ini ia benar-benar tengah sibuk di kantor nya, buku yang kali ini mereka terbitkan laku keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum mas Regas, ada apa?" Tanya Liya menahan ponselnya menggunakan kepala dan bahunya, ini ia benar-benar tengah sibuk di kantor nya, buku yang kali ini mereka terbitkan laku keras.

Buku yang ia tulis.

Itu membuatnya lebih bersemangat dalam menerbitkan buku ini, buku yang ia tulis dengan segenap perasaannya, berharap perasannya itu sampai kepada banyak orang, betapa panjangnya perjalanan yang ia lewati.

Kebahagiaan, kesedihan, kepahitan itu.

Liya harap bisa tersampaikan bagi para pembacanya.

"Waalaikumsalam salam, kamu sedang sibuk?" Tanya Regas di sebrang sana.

"Lumayan, tapi tidak papa," ucap Liya tak ingin membuat Regas kecewa.

"Buku pertama mu?" Tanya Regas memastikan membuat liya tersenyum, saudara angkat dari tunangannya itu sangat pengertian dan mengingat hal-hal yang ia lakukan.

"Iya, penjualan nya laku keras, Liya sampai gak percaya kalo buku ini Liya yang buat, insyaallah bisa masuk Gramedia mas Regas," cerita Liya dengan bersemangat.

Ananta.

Judul buku yang di tulis oleh Liya, buku yang berisi perjalanan panjangnya bersama orang-orang hebat.

"Alhamdulillah, jangan sampai kecapean ya, ntar pulangnya mas jemput, kita kunjungi Manda," ucap Regas membuat liya menaikkan sebelah alisnya, meskipun ia yakin Regas tak akan melihat itu.

"Mas Regas di Jakarta?" Tanya Liya memastikan membuat Regas tertawa kecil.

"Iya Liya, baru saja sampai beberapa jam yang lalu, sekarang sedang Makan dekat kantor kamu," ucap Regas membuat liya terkejut.

"Loh dekat kantornya Liya?"

"Iya," jawab Regas sedikit tertawa pelan.

"Liya bentar lagi selesai kok, nanti kalo mas Regas udah mau jemput kabarin Liya aja, biar nanti Liya kebawah."

"Iya Liya, Abian ada menghubungi kamu?" Tanya Regas membuat liya tampak berfikir.

"Kayaknya beberapa hari yang lalu, waktu ngabarin Manda udah sadar," ucapnya seraya meletakkan beberapa buku yang sudah selesai di cetak.

Liya menatap jam di pergelangan tangannya, sudah menunjukkan pukul 3 sore, bentar lagi ia bisa pulang.

"Yasudah, mas bentar lagi kesana, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Liya kembali meletakkan handphone nya pada meja yang tak jauh darinya, kembali menyibukkan dirinya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, namun sebuah notifikasi masuk di handphone nya membuat intensitas nya teralihkan.

I'm (not) a NavilleraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang