Istri mana yang akan rela saat suaminya dipaksa melakukan poligami oleh ibu mertuanya, begitupula dengan Stevani Raziva, wanita yang sudah menjalani kehidupan pernikahannya selama 2 tahun namun tak kunjung diberikan seorang anak.
"Mama rasa Ziva ta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Ziva bangun seperti biasa, hal terutama yang dia lakukan adalah membasuh wajahnya, berhubung hari ini Ziva tengah datang bulan, membuatnya absen terlebih dulu untuk melakukan ritual sholat subuh nya.
Ziva melanjutkan aktivitas untuk mandi dan bersiap, hari ini akan menjadi sangat sibuk untuk keluarga Stevanio, kenapa?
Pertunangan Bara dan Liya ingat?
Setelah siap Ziva memutuskan untuk membuatkan sarapan untuk Reza seperti biasanya, paling-paling ia hanya akan membuat nasi goreng spesial yang telah menjadi menu favorit untuk sarapannya dan Reza selama ini, Ziva sedikit menyingkap lengan bajunya ketika ingin memasak.
Seperti ibu-ibu pada umumnya dong!
Tepat pukul jam setengah delapan, Ziva menoleh pada pintu kamar nya, baru saja mengingat jika semalam ia mengunci pintu kamarnya, dimana Reza tidur semalam?
Namun matanya teralih pada kamar tamu yang terbuka, menampakan Reza yang keluar dari sana, bukankah kamar itu kotor karna tidak ditempati?
Tunggu, jantung Raziva berdegup menjadi lebih kencang saat seorang perempuan ikut mengekor di belakang suaminya, bagaimana mungkin ia bisa melupakan kehadiran wanita itu di rumah mereka!
Tidak, sekuat tenaga ia menolak jika kenyataannya semalam Reza tidur sekamar dengan Riana?
Sakit?
Bodoh, siapa yang masih berani mempertanyakan hal itu?
Bahkan Ziva rasa mei-mei pun tau bagaimana sakitnya ketika melihat mail bersama Susanti kan?
Lupakan!
Ziva mencoba untuk berpura-pura untuk tidak melihat apapun saat matanya dan Reza bertemu, dengan cepat ia kembali menolehkan wajahnya ke segala arah seraya menyiapkan sarapan pagi hari ini, namun diluar dugaan nya, Reza memeluknya dari belakang, begitu eratnya sampai membuat hatinya ikut terasa sakit, bukannya Reza memeluknya di perut?
"Maaf." Satu kata yang mampu membuat tangan seorang nona besar Stevanio gemetar menahan rasa yang bercampur aduk, sedih, takut, kecewa, salahkah jika ia membeni Riana dan anak di dalam kandungannya itu?
Gak!
Tapi bahkan Raziva sendiri tak bisa mengalihkan tubuhnya, tangannya dengan refleks menghempaskan lengan Reza yang mengait di pinggangnya.