Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Hai, sudah tiga tahun, bagaimana cintamu?"Menatap satu persatu baju serta barang-barang khusus laki-laki di hadapannya membuat Raziva ingin menangis.
Apa yang harus ia beli?
Pasalnya mungkin Reza sudah memiliki satu dari setiap item yang ada di toko ternama ini, tidak menemukan hadiah yang membuatnya puas, ia keluar dari toko itu, tahun-tahun sebelumnya Raziva tak sampai begini nya, ia hanya akan membeli sebuah kaus ataupun dompet untuk Reza.
Baginya yang terpenting bukanlah harga ataupun apakah Reza sudah memiliki nya, namun karna itu adalah pemberiannya.
Namun entah mengapa rasanya tahun ini sungguh berbeda, ini adalah hari Anniversary pernikahan mereka yang ke 3 tahun, ia merasa seperti kembali pada masa-masa tahun pertama pernikahan mereka.
Saat tengah sibuk dengan pemikirannya, langkah Ziva kini berhenti pada sebuah toko pernak-pernik, Ziva melangkah masuk, matanya menatap semua barang-barang yang ada di sana, terlihat cantik dan menarik.
"Permisi mbak ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pelayan toko dengan ramah, Ziva tersenyum dan mengangguk.
"Apa kamu punya saran untuk kado pernikahan?"
"Ah untuk suaminya toh," kekeh pelayan tersebut membuat wajah Ziva memerah.
"Bagaimana dengan bingkai foto ini, bisa menaruh foto kalian berdua di sini, setiap hari melihatnya, akan terus mengingat momen mesra," ucap sang pelayan toko membuat Ziva tertarik, lagi pula satu-satunya foto di rumah mereka adalah foto pernikahan di ruang keluarga.
"Baik, saya beli yang ini sana," ujar Ziva bersemangat membuat pelayan tersebut tertawa dan mengangguk, mereka kini menuju kasir.
Tujuan selanjutnya untuk Ziva hanya membeli kue dan mencuci foto, ah andai Liya disini untuk menemaninya, tapi sahabatnya itu seperti sibuk akhir-akhir ini, bahkan yang tidak Ziva percaya adalah Liya yang hari ini mengajukan surat pengunduran dirinya.
Bara juga terlihat aneh, kakak laki-laki nya itu seperti sedang menyembunyikan sesuatu darinya, kemarin sepulang kerja Ziva sempat datang ke rumah orangtuanya.
Wajah Bara tampak tertekan, bahkan Regas dan Liya tampak lebih diam dari biasanya, bahkan Ziva juga sudah bertanya pada yang ayah, dan laki-laki paruh baya itu hanya mengatakan bahwa semuanya baik.
"Mungkin besok saja kesana lagi untuk bertanya pada Liya," ucapnya mengesampingkan sejenak masalah keanehan keluarganya.
Tak butuh waktu lama, kini sebuah foto berukuran sedang sudah berada di tangan Ziva, foto yang mereka ambil saat liburan setelah Reza melamarnya.
Saat itu, semuanya baik-baik saja.
***
Tempat tujuan selanjutnya untuk seorang Raziva adalah toko kue, sebenarnya bisa saja jika ia ingin membuatnya, tapi Ziva juga seorang wanita karir, sangat sedikit waktu yang dia miliki untuk ke dapur, untuk itulah ia memutuskan untuk membeli kue dengan rasa moccha kesukaan Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) a Navillera
RomanceIstri mana yang akan rela saat suaminya dipaksa melakukan poligami oleh ibu mertuanya, begitupula dengan Stevani Raziva, wanita yang sudah menjalani kehidupan pernikahannya selama 2 tahun namun tak kunjung diberikan seorang anak. "Mama rasa Ziva ta...