Istri mana yang akan rela saat suaminya dipaksa melakukan poligami oleh ibu mertuanya, begitupula dengan Stevani Raziva, wanita yang sudah menjalani kehidupan pernikahannya selama 2 tahun namun tak kunjung diberikan seorang anak.
"Mama rasa Ziva ta...
Happy reading guys . . . . . "Bagaimana mungkin semuanya tidak berkaitan?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bara menggenggam tangannya yang gemetar seraya menatap laptop pribadinya di kamar, hari Sudah semakin larut, namun jarinya tak berhenti untuk berlayar mengetikkan kata demi kata yang membuat hatinya bergemuruh.
Dengan sangat hati-hati ia membaca data demi data yang ia miliki, mencatat hal-hal penting di sebuah buku pribadinya dengan sampul hitam, didepannya kini terpampang kenyataan yang sangat mengerikan, bahwa semua tidak sesederhana itu.
Setelah membaca banyak data penyelidikan itu, Bara menangkap beberapa poin penting.
1. Kematian nyonya besar Stevanio bukanlah kematian yang normal.
2. Alasan dari wasiat ibu nya dan Ziva untuk menikahkan Ziva dengan Reza, yang pada saat itu masih berpacaran dengan segera.
3. Sesuatu di balik keluarga Adelard.
4. Rahasia di balik keluarga Stevanio.
5. Hubungan kedua keluarga di masa lalu.
Bara menggenggam pulpen di tangannya, menyadari bahwa apa yang adiknya alami belakangan ini adalah apa yang mereka lewatkan selama ini.
Jadi, sebenarnya apa hubungan kedua keluarga di masa lalu?
Sejauh ini ia hanya mengenal keluarga ayahnya, tapi tidak dengan ibunya, apakah ada hubungan dari keluarga ibunya yang selalu dirahasiakan?
Di mana mereka? Siapa?
***
Ditempatnya Ziva memandang jalanan melalui balkon kamarnya dan Reza, menghirup udara pagi yang menyegarkan sebanyak yang ia bisa seakan-akan ia akan kehilangan momen menenangkan itu.
Dan benar saja.
Nada dering dari handphone di genggamannya membuat segala firasat tak mengenakan kembali menghinggapinya.
Mas Reza.
Dengan cepat Raziva mengangkat panggilan itu, terdengar nada gusar dari nafas Reza yang sangat memburu.
"Assalamualaikum mas, ada apa--"
"Ziva, kamu cepat kemari, Riana kekurangan darah, rumah sakit tidak memiliki golongan darah yang sama, kebetulan golongan darahnya sama denganmu, alamatnya akan mas kirim segera," ucap Reza memotong kalimat Raziva begitu saja dan lekas mematikan panggilan telfon mereka setelah mendengarkan teriakan Farah yang terdengar begitu panik.
Di tempatnya Raziva masih berdiri kaku di tempatnya, panggilan sudah berakhir sejak tapi, namun handphone masuk ia tempelkan ke telinganya. Pemikiran nya memikirkan jauh kebelakang, dimana Reza meninggalkannya Deni Riana, tidak pulang semalaman, tidak memberikan kabar, dan mematikan telfon mereka di pagi ini tanpa berniat membalas salamnya atau menanyakan kondisi dan kabarnya.