Bertengkar!

1.8K 73 11
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.
.
"Tanpa kamu sadari, perioritas mu sudah berubah."
-Stevani Raziva.

Segala prosesi acara berjalan lancar, keluarga besar Stevanio mengucapkan terimakasih pada satu persatu keluarga besar yang pamit pulang, namun ketika keluarga besar Adelard ingin pulang, Regas menghalangi mereka atas perintah Faro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala prosesi acara berjalan lancar, keluarga besar Stevanio mengucapkan terimakasih pada satu persatu keluarga besar yang pamit pulang, namun ketika keluarga besar Adelard ingin pulang, Regas menghalangi mereka atas perintah Faro.

"Nyonya besar Adelard, tuan Stevanio mengguncang untuk berbincang," ucap Regas membuat Riana dan Farah saling bertatapan, namun tak urung Farah mengangguk dengan sikap angkuhnya, Regas mengantar mereka memasuki kediaman Stevanio yang sederhana namun elegan, di ruang utama, Faro sudah duduk dengan bara dan Liya di sampingnya.

"Farah, silahkan duduk," ucap Faro pada wanita paruh baya yang pernah menjadi sahabat istrinya sekaligus temannya sewaktu kuliah dulu.

"Terimakasih, langsung saja," ucapnya duduk pada sofa, disampingnya terdapat Riana, lalu Reza yang dipaksa duduk di samping Riana.

"Ah aku hanya ingin mendengarkan penjelasan dari keluargamu mengenai putriku, dengan sejelas-jelasnya!" Ucapnya tegas membuat Reza menunduk.

"Apalagi yang perlu dijelaskan, putrimu itu tidak bisa memberikan keturunan pada keluarga kami, salahkah jika aku mencari wanita lain untuk anakku?" Ucap Farah berapi-api, namun Faro malah tertawa pelan.

"Anakku tidak bisa memberikan keturunan?"

"Tentu saja, tidak mungkin masalahnya terdapat pada anakku!" Ucapnya membantah.

"Apa yang membuat kamu begitu yakin, hasil tes pranikah mereka...apakah kamu tidak melihatnya?" Ucap Faro membuat Farah bungkam.

"Reza, kenapa hanya menunduk?" Tanya Faro menatap menantunya itu dengan tajam.

"Ayah, Reza-"

"Regas, dimana Ziva?" Tanya Faro mengabaikan Reza, bertanya pada Regas yang berdiri di belakang nya dengan patuh.

"Nona Ziva ada di taman mendiang nyonya Stevanio," ucapnya membuat Faro mengangguk mengerti.

"Tidak perlu memojokkan Reza, andai saja dalam dua tahun ini Ziva sudah mengandung, aku juga tidak mungkin melakukan ini!" Ucap Farah berteriak, Faro tersenyum ramah, namun sekejap ia menutup kedua matanya, ia adalah orang yang ramah dan terkenal dengan murah hati, tapi tidak jika seseorang berani menyakiti putri kesayangannya.

"Farah, bukan aku yang memohon pada anakmu untuk mengambil putri kecilku, tapi anakmu lah yang datang meminta putriku, di hadapanku, dan berjanji untuk selalu menjaga tubuh dan hatinya, bagaimana menurutmu?" Ucap Faro membuat Farah terdiam, itu adalah sebuah fakta yang tak akan mampu ia bantah.

"Kamu dan putramu yang datang padaku untuk Ziva, kenapa sekarang kesalahan terletak pada Ziva?" Tanyanya lagi membuat Riana mulai kesal.

"Om, bagaimana pun saya sudah mengandung anak dari Reza, saya juga berhak atas dirinya," ucap Riana membuat Faro tersenyum.

I'm (not) a NavilleraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang