PL 19.

701 49 2
                                    

°°

°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°

Selamat siang, boleh minta likenya sebelum baca kah. :)






***

Sudah tidak tahan dengan keributan dari seseorang yang ada di depan rumahnya, Alvaro segera membuka pintu tersebut.

Al yang memang sudah mengetahui siapa orang di depannya ini tidak terkejut, berbeda dengan seorang pria paruh baya dengan pakaian formal. Cukup terkejut karena ia berharap yang membukakan pintu adalah Dinar.

Pria itu berdeham merubah mimik wajahnya agar tenang kembali. "Kamu Alvaro? Suami dari Dinar?" Pria tersebut memperhatikan Alvaro dari kaki hingga kepala, seolah sedang menilai.

"Apa kamu tidak mempersilakan Kakek dari istrimu ini untuk masuk?" mendengar kata Kakek Dinar terkejut.

Apakah itu orang tua dari Ibunya. Dinar segera menghampiri pintu melihat seseorang itu. Pria yang mengaku jika dirinya adalah Kakeknya Dinar tampak senang saat melihat cucunya kini ada di hadapannya.

"Hai cucuku, apa kabar?" sapanya.

"Kakek?" gumam Dinar tidak percaya jika orang itu adalah Kakeknya.

"Iya. Aku adalah Kakekmu. Ayah dari Almarhumah Ibumu." jawabnya sambil melangkah mendekati cucunya lalu memeluk Dinar bersama Khansa yang masih berada gendongan Dinar.

"Apakah ini cicit Kakek?" tanyanya. Mengambil alih Khansa dari gendongannya.

"Iya Kek? Ini Cicit Kakek."

"Wah.. Cantik sekali, mirip sekali denganmu dan Almarhumah Ibumu." Alvaro hanya diam memperhatikan interaksi dari istrinya bersama Kakeknya.

Ia memandang wajah Dinar yang begitu senang saat bertemu dengan Kakek keluarga dari mendiang sang Ibu.

"Ayo Kek, silahkan masuk." Dinar menyuruh Kakek itu masuk kedalam rumah.

Kakek yang bernama Ghani Bakhtiar itu duduk mengajak bayi Khansa bicara.

Dinar duduk di samping Alvaro menatap bingung pada suaminya yang terlihat tidak suka dengan kehadiran Kakeknya. "Kakek tau dari mana rumah aku?" Kakek Ghani mengalihkan pandangannya dari Khansa ke Dinar.

"Selama ini, Kakek mencari informasi tentang kamu, Kakek mengaku jika dulu Kakek salah. Maafin Kakek ya,"

"Tapi saat Kakek tau kamu sudah menikah di usia muda, jujur Kakek kecewa dan sedih." Alvaro mengerutkan keningnya, begitupun dengan Dinar.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang