PL 9.

1K 62 5
                                    









^^ Happy Reading ^^










***

Keesokan harinya Alvaro benar-benar mengajak Dinar untuk menginap di rumah Kakek, karena besok mereka sudah balik ke Indonesia.

"Ya ampun. Pantes Khansa nggak ada miripnya sama aku. Waktu kamu bayi aja mirip banget kayak Khansa." protes Dinar saat melihat foto Alvaro saat masih bayi. Mereka berdua kini sedang di kamar milik Alvaro yang berada di rumah Kakeknya tersebut.

Alvaro hanya terkekeh pelan lalu duduk di samping Dinar. Gadis itu mengerutkan kening saat Al membawa kotak berwarna biru. "Apa itu?" tanya Dinar penasaran.

Alvaro membuka kotak tersebut dan mengeluarkan sebuah kalung berliontin kupu-kupu berwarna biru. "Alhamdulillah, ternyata masih ada," ucap Al yang terlihat senang.

"Ini punya kamu?" Alvaro mengangguk.

"Tapi sekarang ini punya kamu," Dinar semakin bingung.

"Maksudnya?"

"Jadi. Dulu waktu libur sekolah kita liburan kesini sekeluarga, Bunda ngajak aku belanja sama si kembar, terus tiba-tiba aku lihat kalung ini, aku jadi pingin beli, tapi Bunda nggak setuju karena aku cowok, masa belinya kalung perempuan. Akhirnya tanpa sepengetahuan Bunda, aku beli ini diam-diam pakai uang jajan aku." kekehnya saat mengingat waktu dirinya membeli kalung tersebut.

Dinar ikut terkekeh. "Terus kenapa kamu pingin banget beli kalung ini, sampai harus korbanin uang jajan?"

"Karena bentuknya yang cantik, aku pingin beli ini untuk orang yang paling special di hati aku. Dan orang itu adalah kamu." Alvaro memandang Dinar sambil tersenyum begitu pun dengan Dinar.

"Kamu mau kan, pakai ini?" tanpa pikir panjang Dinar langsung mengangguk.

Membuat Al tersenyum bahagia dan segera maju memakainya di leher Dinar. "Cantik." gumamnya saat melihat kalung itu sudah terpasang di leher sang istri.

"Iya Cantik," Dinar memegang kalung yang kini ada di lehernya.

"Kenapa kamu pilih kupu-kupu?"

"Karena kalung itu terlihat cantik dan memiliki sayap. Seperti kamu yang selalu cantik di mata aku dan kamu adalah sayap surgaku." Dinar tersenyum pada Alvaro saat mendengar jawaban dari suaminya.

"Gombal." kekehnya.

"Memangnya sekarang aku kelihatan lagi ngegombal?" ujar Al tidak suka.

Dinar justru tertawa pelan lalu tangannya menangkup sebelah pipi Al. "Nggak kok. aku tau kamu serius, makasih ya. Aku selalu suka apa yang kamu kasih." ujar Dinar lembut lalu mengecup pipi sang suami. Membuat Alvaro tersenyum lagi dan mengacak rambut Dinar dengan gemas.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara pintu di ketuk dan muncul Nenek mutia yang ingin mengajak Dinar pergi. "Udah siap Nak?" Dinar mengangguk dan berdiri.

"Nenek mau ajak istri aku kemana sih?"

"Kepo." Alvaro mendengus kesal. Membuat Nenek dan Dinar terkekeh pelan.

"Kalau gitu Nenek tunggu di bawah ya,"

"Iya Nek," Nenek pun keluar dari kamar Alvaro.

Saat Neneknya sudah keluar Alvaro menarik tubuh Dinar agar lebih rapat dengannya. Alvaro memandangi wajah cantik Dinar yang saat ini tengah tersenyum kepadanya.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang