PL 17.

720 54 1
                                    

Selamat siang.. Apa kabar?  😊









°Happy Reading°





***

"Sst." teman satu kelas di campus Alvaro memberi kode jika cewek yang tidak ada hentinya mengganggu Al kini tengah berjalan kearahnya.

"Al," tepat sekali, saat Darren selesai memberi kode, suara cewek tersebut terdengar di sampingnya.

Al tidak mengindahkan ucapan Oliv. "Kira-kira lo ada waktu nggak?" belum selesai bicara Darren lebih dulu memotong ucapan Oliv.

"Eh tiang listrik," ejek Darren yang memang Oliv seperti tiang listrik, kecil dan tinggi. "lo lama-kelamaan gue perhatiin. Ngebet banget deketin Al."

"Lo mau usaha apapun, nih cowok nggak akan ke cantol sama pelakor macam lo!" Oliv menatap Darren tajam. Antara kesal karena menganggu dan juga ucapan cowok itu yang sangat menghinanya.

"Al," suara lembut yang sangat Alvaro hafal terdengar di belakangnya. Segera ia berbalik dan mendapati Dinar berdiri dengan senyum kearahnya.

"Sayang, kok kamu kesini?" Alvaro segera mendekati istrinya.

"Tadi aku baru ketemuan sama Selly, maaf ya. Nggak ngasih kabar kamu. Soalnya tiba-tiba aja Selly ngajak aku, terus katanya kalau kamu marah. Dia yang bakal tanggung jawab," Alvaro terkekeh pelan lalu menarik pinggang Dinar agar lebih rapat kepadanya.

"Nggak apa-apa, asal kamu baik-baik aja. Aku nggak akan marah." ujar Al lembut tetap di depan wajah Dinar.

Semua yang mereka lakukan tidak luput dari pandangan Oliv dan juga Darren.

Darren menahan tawa ketika melihat wajah badmoodnya Oliv. "Ehm." kode Darren.

Alvaro tersadar lalu mendekati temannya itu. "Sayang aku kan belum pernah kenalin kamu sama teman aku. Ini kenalin namanya Darren. Dia itu cowok tapi cerewetnya ngalahin emak-emak. sukanya ngoceh. Burung aja kalah sama dia," Dinar tertawa lalu menerima uluran tangan dari Darren.

"Enak aja. Lo pikir gue burung beo. Nih laki lo suka ngadi-ngadi kadang." sungut Darren. Al dan Dinar tertawa bersama sangat terhibur dengan kelakuan Darren.

"Terus ini?" tunjuk Dinar pada Oliv.

"Nggak usah! Dia nggak penting." jawab Darren lebih dulu. Oliv mendelik tidak terima.

"Kenalin, Gue Oliv. Calon istri keduanya laki lo." semua terkejut dengan ucapan Oliv.

"Wahh.. Bener-bener sinting nih cewek. Jangan percaya. Cewek model kayak gini nih. Yang nggak laku sampai-sampai laki orang mau di sikat!" omel Darren.

Dinar diam tidak tau harus menjawab apa hingga Alvaro menariknya menjauh dari Darren dan cewek tersebut.

Alvaro membawa Dinar ke kelasnya. Ia menyuruh Dinar duduk di bangku miliknya, kebetulan kelas masih kosong.

Al memperhatikan wajah Dinar yang sejak mendengar ucapan gila Oliv berubah pendiam. "Sayang, kamu jangan percaya omongan dia ya, memang dia selalu ganggu aku. Tapi aku nggak pernah respon," Dinar menarik napas panjang lalu menatap Alvaro.

"Iya, aku percaya sama kamu, aku percaya cinta kamu nggak akan goyah hanya karena satu perempuan," ujar Dinar lembut, mengusap pipi suaminya itu.

"Aku tadi mampir mau ngasih ini," Dinar mengambil flashdisk milik Al yang tertinggal.

"Aku tau, barang ini penting kan? Makanya aku anter," kata Dinar lagi.

"Makasih ya," kini giliran cowok itu yang mengusap pipi Dinar.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang