PL 42.

473 46 11
                                    

Sudah up lagi..
Yang masih setia coba kasih bintang sama komennya..

*Selamat Membaca*

***

"Aron!" teriak gadis bersweter pink di pandu celana putih.

Cowok yang di panggil menghela napas, menatap gadis yang berjalan kearahnya.

"Ngapain ikut gue? Sudah gue bilangin. Tunggu di mobil!" gertak Aron.

"Nggak mau! Aku takut sendirian di dalam mobil, kamu tega ninggalin aku sendirian di sana!" ujar Amanda dengan wajah memelas.

Aron mengacak rambutnya, menatap kesal pada gadis di hadapannya. "Iya udah boleh ikut, asal jangan bikin beban. Dan jangan jauh dari gue!" peringatnya tegas.

Amanda mulai tersenyum sambil mengangguk seperti anak kecil.

Aron mengulurkan tangannya yang di sabut senang hati oleh Amanda, keduanya tengah berada di hutan.

Di mana hutan yang ia dapatkan informasi dari anak buahnya, menurut informasi, Alvaro dan Dinar masuk kedalam hutan tersebut.

Di tambah Aron mendapatkan telepon dari Ayah Angga yang mengatakan menerima pesan dari Dinar dengan lokasi yang sama.

Tanpa pikir panjang Aron langsung menuju ke lokasi bersama beberapa anak buahnya.

"ALVARO!!" teriak Amanda ketika menelusuri hutan itu.

"Harus banget ya, yang di teriakin Al?" ucap Aron bernada seperti orang yang cemburu.

Amanda menahan senyum lalu merangkul lengan cowok tersebut. "Cemburu Pak?" godanya.

Aron tidak menjawab, ia hanya melirik sinis dan mengabaikan gadis itu.

"DINAR!!" kini giliran Aron yang berteriak.

Amanda cemberut sambil menyentak tangan Aron. "Harus banget ya. Yang di panggil Dinar!" kata Amanda mengikuti gaya bicara Aron.

"Cemburu?" tanya Aron menaikkan satu alisnya.

"IYA!" bentak gadis itu.

Aron menaruh tangannya di pinggang menatap tajam Amanda. "Nggak ada waktu cemburuan di saat situasi seperti ini! Kalau lo nggak suka. Nggak usah ikut, balik ke mobil." titahnya.

Gadis itu tidak menjawab ia terdiam memainkan ruas-ruas jarinya.

Tak ada respon dari gadis itu membuat kesabaran Aron kian menipis, akhirnya dia memutar tubuh berniat meninggalkan Amanda.

"Aron. Kamu beneran tega ninggalin aku!" teriaknya saat melihat Aron yang kian menjauh.

"Aron!" panggilnya lagi dengan suara pelan dan bergetar.

Amanda berjongkok, menutup wajahnya dengan kedua tangannya, Suara isak tangis mulai terdengar.

Hingga beberapa menit kemudian, usapan lembut terasa di kepalanya. Gadis itu membuka telapak tangannya lalu mendongak.

Wajah tampan dengan senyum lembut terpampang di hadapannya. "Maaf," kata Aron lembut sambil menghapus air matanya.

"Jangan nangis, gue nggak akan ninggalin lo." katanya lagi.

Amanda memeluk tubuh Aron erat. Hingga cowok itu hampir terjungkal kebelakang, Aron memeluk balik dan memberi kecupan lembut untuk gadis dalam dekapannya.

Sudah merasa tenang, Amanda melepaskan pelukannya dari tubuh Aron, cowok itu menangkup wajah Amanda sambil mengusap pipi gadis itu.

"Sudah bisa di lanjut lagi?" Amanda mengangguk mengulum senyum.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang