PL 21.

807 60 4
                                    


" Musuh bukan berarti tidak bisa berteman"

^Alvaro^






°Haapy Reading°








***

Membangun usaha apa lagi dari nol. Tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan. Dan kini Alvaro sedang berpikir keras bagaimana caranya agar bisa mendirikan usaha dalam singkat, namun cukup cepat berkembang.

"Lo nggak ada ide?" Tanya Bastian pada Al yang sedang menyesap cappuccinonya.

Alvaro kini berada di cafe tempat nongkrongnya dulu bersama tiga sahabatnya. Yaitu Bastian, Heru, dan juga Niko. Alvaro meminta pendapat tentang apa yang harus ia lakukan untuk membuka usaha agar bisa cepat berkembang.

"Lo ada ide?" kini giliran Heru bertanya pada Niko.

"Ada,"

"Apa?"

"Buka jasa ngepet aja ntar juga banyak duit, beli deh tuh perusahaan milik kakeknya Dinar," jawab Niko ngasal.

Takk!

"Aduh.. Sakit ogeb! Ya Allah canda.." kata Niko mengaduh kesakitan mengusap kepalanya, saat Heru memukul kepala Niko dengan sendok cukup kuat.

"Kita lagi serius! Lo kalau nggak guna mending pulang sana!" usir Heru, kesal punya sahabat tak berakhlak.

Niko hanya nyengir kuda mengangkat dua jarinya. Meminta maaf pada ketiga sahabatnya itu, lalu memilih diam sambil menikmati makanan yang sudah ia pesan.

"Sebenernya gue ada niat, tapi gue takut ini nggak akan berhasil." kata Al setelah beberapa menit hanya diam.

"Apa itu?"

"Negara kita kan, terkenal kaya akan ragam kebudayanya. Gue pengin, kita buat sanggraloka, atau resort di tempat wisata dengan suasana beda dan pastinya, mengusung kebudayaan Indonesia."

"Selama ini, gue perhatiin resort bokap belum pernah menggunakan tema itu, dengan begini kita bisa mengenalkan negara kita pada para wisatawan luar negeri, contohnya Bali, gue mau buat resort di sana dengan beragam budaya di seluruh indonesia, bukan cuma khas bali aja,"

"Gue pernah ke Bali, dan gue lihat rata-rata mereka hanya memperkenalkan ke wisatawan, tentang khas kota mereka aja." semua tampak serius mendengarkan ide Al yang cukup menarik.

"Ide bagus? Tapi lo tau kan, sekarang sudah banyak resort di mana-mana, hampir tempat-tempat pariwisata atau tempat rekreasi, pasti sudah ada resortnya," ucapan Heru membuat Al menarik napas panjang.

Itu yang menjadi beban pikirannya. Ia takut saat sudah berniat membangun resort tersebut tidak berhasil.

"Al," panggil Bastian.

Alvaro mendongak menatap sahabatnya itu sambil menaikkan satu alisnya. "Sebelumnya gue minta maaf, tapi gue tau siapa yang bisa bantu masalah lo ini?" Al mengerutkan kening.

"Siapa?" tanya Al penasaran.

Bastian diam sejenak dengan terus memandangi Alvaro. "Aron." ujar Bastian hati-hati.

Alvaro cukup terkejut ia merubah posisi duduknya menjadi tegak. Ia baru ingat jika Ayah Aron memiliki perusahaan di bidang pariwisata yang ada di mana-mana, bahkan ada di luar negeri juga. Jika ia bekerja sama dengan Aron ataupun orang tuanya, kemungkinan besar keinginannya bisa tercapai.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang