PL 50 END.

759 41 5
                                    

~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~

Suara yang cukup membuat telinga sakit, dan juga jantung berdetak cukup kencang tersebut, berasal dari pistol petugas polisi untuk mengamankan si pelaku.

Diam-diam Alvaro sudah bekerja sama, menjebak Jonas dan anak buahnya yang memang sudah sangat di cari oleh pihak kepolisian.

"Angkat tangan!" teriak beberapa polisi, suasana semakin rusuh, saat anak buah Jonas mencoba kabur.

Sementara Jonas sendiri tengah terkapar, karena mencoba menyerang Alvaro dan juga berniat kabur, Terpaksa kaki kirinya di hadiahi timah panas.

"Lepas!" bentak Jonas tak terima dia di tangkap dan di sentuh oleh polisi.

"DIAM!" bentak pak polisi tegas dan menyeret Jonas untuk masuk kedalam mobil, saat melewati Alvaro matanya menatap padanya.

Alvaro tak terintimidasi oleh ulah Jonas, ia hanya tersenyum miring menatap balik pria tersebut.

Saat para polisi sudah membawa Jonas dan juga anak buahnya pergi, Al berjalan mendekati pintu pengemudi mobil milik Bunda Alya, Sementara Dinar memandangi mengikuti langkah kaki Alvaro dengan wajah bengong.

Mengetuk pintu beberapa kali, menyadarkan Dinar yang terlihat masih saja memandanginya tanpa berkedip, Dinar mengerjap sampai bingung sendiri ingin melakukan apa, setelah sekian detik perempuan itu tersadar dan membuka kunci mobil tersebut.

Alvaro menunduk. "Pindah sayang, biar aku yang bawa mobilnya," perintahnya.

"Hah!" Beonya, Alvaro terkekeh geli melihat raut wajah bingung sang istri.

"Pindah sayangku.. Biar aku yang nyetir," ujarnya lagi bernada sangat lembut dan juga gemas karena ulah Dinar.

Perempuan itu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya dia pindah duduk di kursi penumpang, Alvaro sendiri sudah masuk menggunakan sabuk pengaman.

Sadar jika Dinar hanya diam, Alvaro pun berinisiatif memasangkan sabuk pengaman untuk istrinya. Semua yang di lakukan Alvaro tak lepas dari pandangan Dinar.

Ketika selesai memasangkan sabuk itu, Alvaro memandang Dinar tepat di depan wajah perempuan itu. "Nanti aku jelasin," bisiknya yang mengerti akan kebingungan Dinar.

Alvaro segera menjalankan mobilnya mengikuti polisi yang membawa Jonas, dia dan Dinar pasti akan di minta menjadi saksi oleh pihak kepolisian.

Di perjalanan pun Dinar masih saja memandangi Alvaro, dia antara masih tidak percaya, bahagia dan juga sangat terkejut.

Malam ini dia di beri kejutan yang tak terduga, rasa syukur Dinar ucapkan selalu dalam hatinya, namun yang membuatnya bingung, kenapa tiba-tiba dia melihat Alvaro bisa berjalan kembali. Atau selama ini Al sebenarnya baik-baik saja.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang