PL 26.

653 61 4
                                    

~•~

~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~









°Happy Reading°

***

Di pagi yang cerah, terlihat cowok berkemeja putih yang di gulung hingga siku, tengah memandikan putrinya. "Duh jangan main air dong sayang, Papa udah rapi lho." bayi itu hanya tertawa senang dan bermain air bersama mainannya.

"Yuk udah mainnya, kita keluar." Alvaro menutupi tubuh Khansa dengan handuk lalu ia bawa ke tempat tidur.

Alvaro begitu telaten, mengeringkan tubuh Khansa dengan handuk, di lanjut memberikan minyak telon, dan yang terakhir Al memberi bedak bayi di tubuh anaknya.

Selesai memakaikan baju, Al memberikan bedak pada wajah bayi tersebut. Alvaro tersenyum pekerjaannya mengurus anak mandi sudah selesai. "Ehm.. Anak Papa sudah harum. Sekarang kita waktunya sarapan," ujar Al mencium pipi dan mengendong Khansa menuju lantai bawah bertemu keluarganya.

"Selamat pagi," sapa Alvaro.

"Pagi,," jawab mereka kompak menatap kedatangan Papa dan anak tersebut.

"Duh,  cucu nenek udah cantik. Harum lagi," kata Bunda Alya mengambil alih Khansa dari gendongan putranya.

Alvaro hanya tersenyum lalu tangannya menepuk pantat anaknya sangking gemasnya. Al duduk di dekat Ayahnya untuk sarapan, sekarang di meja itu hanya di isi oleh Ayah Angga, Bunda Alya, Alvaro dan kedua adik kembarnya.

Tidak ada lagi gadis yang duduk di dekat Qila adik Al. Dan tidak ada lagi wanita cantik yang biasanya selalu mengambilkan nasi untuk Alvaro.

Jingga juga di bawa oleh Dinar, bahkan Jingga sudah pindah sekolah. Pernah Alvaro mencoba mendatangi sekolah Jingga. Namun adik ipar, atau bisa di bilang mantan adik ipar sudah tidak bersekolah di sana lagi, tidak ada yang tau di mana sekolah Jingga sekarang. Dinar telah merahasiakannya.

"Kamu mau ke kantor?" tanya Ayah selesai menyeruput kopinya.

"Iya Yah, ada berkas yang harus Al periksa."

"Bawa khansa?" kini giliran sang Bunda yang bertanya.

Alvaro menarik napas panjang lalu mengangguk pelan.

"Gimana Khansa biar ikut Bunda aja," usul Bunda Alya.

"Nggak usah Bun, Al tau pekerjaan Bunda juga banyak. Lagian Al nggak lama kok di kantor, selesai ngurus berkas Al langsung pulang." Bunda menatap putra dan cucunya bergantian.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang