PL 30.

998 70 10
                                    

=Happy Reading=

Seorang pria tinggi dan berkulit putih mendekati Dinar, menarik kasar tubuh Jonas ke sisi kasur. "Siapa kamu!" hardik Dinar.

"Sst.. Jangan takut, kamu pasti lupa denganku." kata pria itu. Dinar mengerutkan kening takut-takut.

"Aku yang tidak sengaja kamu tabrak di lobi hotel Singapura." otak Dinar menoba mengingat hari itu.

"Kamu," ujarnya lirih saat sudah mengingat pria di hadapannya ini. pria itu hanya tersenyum sambil melepas tali yang mengikat tangan dan kakinya

"Ayo keluar sekarang, sebelum Jonas sadar. Aku bantu kamu keluar dari sini," meski takut Dinar menurut ketika pria itu menariknya keluar dari kamar itu.

Dengan gaun yang atasnya sobek tidak karuan Dinar di bawa kabur lewat pintu belakang.

"Hei! Siapa itu!!" teriak penjaga yang melihat Dinar bersama pria itu sedang mengendap-edap.

"Tuan Jordan." ujar penjaga itu sambil menatap pria yang ternyata bernama Jordan.

"Biarkan dia pergi. Nanti biar kakak saya yang urus!" ucap dingin Jordan menghadang penjaga bertubuh tegap saat ingin mencekal tangan Dinar.

"Tidak bisa tuan, wanita ini akan menjadi istri tuan Jonas besok pagi."

Jordan terus menghalangi penjaga itu saat mereka ingin menarik tangan Dinar, hingga penjaga yang berjumlah empat orang mulai kesal. "Baik. Maafkan kami jika harus menggunakan kekerasan!" kata penjaga itu lalu memukuli tubuh Jordan hingga tersungkur. Dinar menutup mulutnya ketika Jordan di keroyok hingga empat orang, dua orang memegang kedua tangannya, dan yang dua lagi memberi pukulan di wajah dan juga tubuh pria itu.

"Lari!" teriak Jordan di sela ia di pukuli, Menyuruh Dinar meninggalkannya, Dinar diam tidak tega melihat pria yang sudah menolongnya sudah babak belur dan wajahnya penuh darah.

"Jangan pedulikan aku! Ayo buruan lari!!" teriaknya lagi.

Berat hati Dinar membalikkan tubuhnya dan berlari meninggal orang yang sudah menolongnya. Dengan sekuat tenaga Dinar terus berlari, menyelusuri jalan.

Dinar menengok kebelakang ketika ada yang berteriak di belakangnya , matanya membulat ketika dua orang berseragam sama seperti tadi tengah mengejarnya.

Sisa tenaga dan juga kondisinya yang memperhatikan Dinar terus berlari hingga menuju tepi jalanan yang kian sepi.

Cit!!

Suara ban beradu dengan aspal terdengar nyaring. Tepat di depannya. Dinar berteriak dan tersungkur tepat di depan mobil itu, tidak lama suara langkah kaki mendekat lalu berjongkok di hadapannya.

"Dinar." panggil orang itu pelan.

Dinar mendongak, Matanya membulat sempurna melihat seseorang yang ada di hadapannya. "Alvaro." gumam Dinar tidak percaya.

Tersadar keadaannya yang masih di kejar dua penjaga itu Dinar menggenggam tangan Al. "Tolongin aku, aku mohon tolongin aku Al!" Alvaro terdiam dengan tubuh menegang. Ketika tangannya di gengam oleh kedua tangan Dinar

Sekian detik Alvaro diam memandang Dinar. Lalu tersadar ia melihat di belakang sana ada dua orang tengah berlari kearahnya. "Ayo bangun. Bisa berdiri?" Dinar bangun dan di bantu Alvaro untuk masuk di dalam mobilnya.

Secepat kilat Alvaro pergi meninggalkan dua orang yang kini tengah kesal tidak berhasil menangkap wanita itu.

Di dalam mobil hening, suasana canggung terasa di antara mereka, hanya suara isak tangis Dinar yang terdengar.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang