PL 12.

843 66 7
                                    

Niatnya Up tadi sore, tapi karena ada suatu hal. Makanya jam segini baru aku Up. Maaf kalau kemaleman🙏🤭
Jangan lupa like & komen ya 😁👍 terima kasih.













Happy Reading





***

Krak!

"Awas ati-ati, banyak paku itu!"

"Udahlah. Kita cari di tempat lain aja, lo nggak lihat! Rumahnya udah jelek gini. Yang ada nanti bukanya si cewek itu malah hantu gimana kita temuin di sini!" ujar pria berotot besar.

"Dasar! Badan doang gede! Nyali ciut!" ledek temannya.

Dinar sedikit bernapas lega, ketika melihat orang-orang mulai menjauh. Dengan tangan bergetar ia mengambil ponsel di tasnya. Segera dia menelpon Alvaro.

"Al.. Pliss! Angkat." Dinar terus mencoba menelpon suaminya itu namun Al sama sekali tidak mengangkatnya.

Dinar kesal bercampur takut, ia kesal kenapa di saat seperti ini Alvaro justru tidak bisa di hubungi. Di sisi lain dia masih takut jika orang-orang itu kembali.

Memberanikan diri Dinar keluar dari tempat persembunyiannya. Ia melihat ke kiri dan kanan, sepertinya aman Dinar pun mulai sedikit berlari untuk bisa mencari kendaraan.

"Itu dia!" Dinar terkejut saat ia menoleh ternyata orang tadi sudah kembali dan melihatnya.

"Berhenti!" teriak mereka lalu mengejar Dinar lagi.

Dinar berlari keluar dari pemukiman warga yang sangat sepi.

Dinar rasanya sudah ingin menyerah, kakinya benar-benar sudah tidak kuat untuk berlari. Apalagi dia sudah pernah mengalami patah tulang di kakinya.

Membuat kakinya terasa sakit. Saat di tikungan jalan tiba-tiba ada sebuah motor berwarna hitam yang berhenti mendadak karena Dinar berhenti tepat di depanya.

"Mas-mas! Tolong saya."

"Saya di kejar-kejar orang Mas!" Dinar meminta tolong pada orang itu.

Cowok itu melepas helm full face nya, Dinar terkejut saat mengetahui siapa orang itu. "Aron!" cowok itu adalah Aron.

"Aron gue mohon tolongin gue!" cowok itu melihat kearah belakang Dinar yang terlihat dua orang tersebut sudah semakin dekat.

"Buruan naik!" suruhnya.

Dinar segera naik ke atas motor sport milik Aron, cowok itu segera menarik gas melaju meninggalkan orang-orang tersebut. Dinar menoleh kebelakang, melihat mereka yang tampaknya sangat kesal.

Aron membawa Dinar ke sebuah minimarket lalu duduk di depan minimarket tersebut, ia membelikan satu botol air mineral untuk Dinar. Yang langsung di minum olehnya.

"Lo tau mereka siapa?" Dinar menggeleng pelan.

"Terus kenapa lo bisa di kejar?"

"Gue juga nggak tau, tiba-tiba aja mereka datang." ceritanya. Aron menarik napas panjang lalu membuangnya dengan kasar.

"Gue udah telpon Al, mungkin bentar lagi nyampe." Dinar hanya mengangguk.

Perasaannya tidak enak, ia yakin Al pasti marah dengannya.

Jantung Dinar berdetak dua kali lipat lebih cepat ketika melihat motor Kawasaki Ninja 250 SE ABS berwarna merah, Berhenti tidak jauh dari mereka, Dinar sangat mengenali motor tersebut.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang