Extra Part I.

543 53 7
                                    


Sesuai janji, aku bikin Extra Part-nya semoga suka, dan terima kasih sekali lagi aku ucapkan.
••













~Happy Reading~

***

Derap langkah kaki terdengar menggema di gedung pencakar langit, seorang pria berkemeja putih dengan jas berwarna biru navy, tengah berjalan dengan santai. di temani seorang pria yang tak jauh darinya, setiap orang yang berpapasan dengannya. Selalu memberi hormat dan juga senyum terbaik untuk dirinya.

Memasuki sebuah ruangan, pria itu duduk di kursi kebesarannya. Mengambil beberapa berkas yang sudah menumpuk di atas meja.

"Setelah ini, apa jadwal saya hari ini?" pria yang tadi berada di sampingnya membuka netbooknya melihat jadwal yang di minta oleh atasannya.

"Jam dua nanti Bapak ada meeting dengan client."

Pria itu mengangguk dan menyuruh pria tadi pergi, meraih ponselnya dia menghela napas setelah melihat deretan panggilan tak terjawab di gawainya.

"Assalamu'alaikum Mbak, ada apa?" pria itu menelepon balik si penelpon tersebut.

Mendengar jawaban dari sebrang sana, ia menghela napas kembali sambil memijit pangkal hidungnya. "Baiklah Mbak, aku pulang." katanya lalu menutup teleponnya.

Membereskan berkas-berkas tadi, ia tumpuk kembali di atas meja, lalu ia meraih gagang telepon di atas meja samping sebelah kiri. "Bayu, tolong batalkan meeting hari ini, gantikan esok atau kapan pun." perintahnya.

Selesai memberi tugas pada sekretarisnya pria itu berdiri, mengambil ponsel, dan juga kunci mobil meninggalkan ruangan tersebut.

Pikirannya kini hanya tertuju pada rumahnya, yang di mana sang istri tercinta sedang kurang enak badan.

Pria itu adalah Alvaro Nazriel Setiawan, semenjak kejadian setahun yang lalu, kini kehidupannya sudah sangat bahagia.

Al sudah lulus dan wisuda dengan nilai yang sangat baik, lulus kuliah dia langsung menjadi CEO di perusahaannya sendiri yang dia beri nama DK'grup. Tidak hanya itu Alvaro juga menjadi CEO di perusahaan milik Dinar yang wanita itu dapatkan dari Kakeknya.

Kesalahan terbesar yang Kakek Ghani lakukan, membuat pria paruh baya itu tersadar, dan dengan mengakui kesalahannya. sang kakek menyerahkan diri pada polisi.

Namun sebelum itu Kakek Ghani, berpesan untuk menyerahkan semua perusahaannya pada cucu satu-satunya itu. Meskipun perusahaan itu sedang mengalami krisis, Kakek Ghani percaya jika Dinar ataupun Alvaro mampu membangun perusahaan itu lagi.

Dan benar saja, saat Dinar memutuskan perusahaannya yang memegang adalah Alvaro, semua berjalan dengan baik. Kondisi keuangan perusahaan itu juga sudah pulih kembali.

Memikirkan mobil di pelataran rumah yang sangat luas, Alvaro turun, dan masuk kedalam rumah yang langsung di sambut oleh Mbak Leli.

"Di mana Dinar Mba?" ucapnya menyerahkan tas dan juga jas miliknya pada Mba Leli.

"Di ruang tengah," dengan langkah besar Alvaro mendatangi Dinar yang berada di ruang tengah.

Dia menghela ketika istri cantiknya itu sedang meringkuk di sofa, ia mendekati Dinar lalu menunduk mengusap kepala wanita itu.

"Al," gumam Dinar dengan suara serak.

Alvaro berlutut mensejajarkan posisinya pada Dinar. "Kok kamu bisa di sini? Bukannya ini masih jam kerja?"

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang