PL 11.

915 66 10
                                    




^Happy Reading ^





***

"Apa yang sudah Papa, sembunyikan tentang anak aku?" Alvaro yang baru ingin masuk keruangan sang Ayah menghentikan niatnya saat mendengar Ayah Angga berbicara lewat telepon dengan Kakeknya.

"Kenapa nggak sekarang Papa memberitahuku?"

"Baiklah, Papa jaga kesehatan. Assalamu'alaikum," Alvaro menghela napas, sepertinya Kakek Hadi belum ingin bercerita walaupun dengan Ayahnya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk," Alvaro segera masuk dan mendekati Ayahnya yang terlihat terkejut kedatangan putranya.

"Ini Yah, dokumen yang Ayah minta." Alvaro memberikan map berwarna biru kepada Ayahnya.

"Apa kamu dengar Ayah telepon Kakek?" Al mengangguk pelan.

"Kakek belum mau cerita sekarang," Ayah Angga menarik napas lalu menaruh dokumen itu di atas meja.

"Ayah juga bingung, apa yang sudah Kakek sembunyikan dari Ayah. Kamu sabar dulu, Ayah akan coba cari tau lagi. Kamu harus tetap fokus dengan kuliahmu saja, jangan buat masalah ini beban untuk kuliahmu," Alvaro mengangguk lagi memberi senyum tipis pada sang Ayah.

"Kalau gitu Al, keluar dulu Yah."

Alvaro sudah mau keluar dari ruangan Ayahnya, namun suara Ayah Angga membuatnya berhenti dan membalikkan badan.

"Kamu baru datang dari kampus?"

"Iya Yah, langsung ngerjain dokumen yang Om wisnu kasih,"

"Masih lama?"

"Masihlah Yah. Kan Al baru datang," ujar Al bernada kesal.

Ayah Angga terkekeh lalu berdiri menghampiri Alvaro. "Sensi amat Pak, lagi dapet ya" goda Ayahnya, Alvaro mendengus kesal namun tetap tersenyum.

"Kita pulang aja, biarin file yang lain kerjain dari rumah. Bunda kamu sudah telepon Ayah terus dari tadi, nyuruh kita pulang cepat." keluhnya.

Alvaro menurut dan ia pun mengambil tas ransel di ruangannya.

Di parkiran Al sempat menelpon istrinya untuk bertanya ingin di belikan apa, siapa tau ada yang di inginkan oleh istri cantiknya itu.

Saat Alvaro sudah ingin menaiki motornya. Tidak sengaja ia melihat seseorang yang berada di seberang jalan. Tengah memperhatikannya, Alvaro mencoba mengingat orang itu, Al yakin pernah melihatnya.

Alvaro sedikit melebarkan matanya ketika sudah mengingat ia pernah melihat orang itu di mana.

Pria bertubuh tegap dan besar itu pernah ia temui di kampus, tidak sengaja Al menabrak tubuhnya. Dari awal Al sudah curiga dengannya. Alvaro merasa jika pria itu tengah mengikutinya kemana pun ia pergi.

Segera Al menggunakan helmnya dan melaju menuju rumahnya. Alvaro membawa motornya begitu kencang, bahkan dirinya yang lebih dulu sampai di depan rumah, padahal tadi Ayah Angga yang lebih dulu menuju rumahnya.

"Al, kamu kenapa?" tanya Ayah Angga yang baru turun dari mobil melihat putranya sedang memperhatikan daerah luar rumah mereka.

Alvaro memandang Ayahnya sekejap lalu menarik dan membuang napasnya secara kasar. "Kayaknya akhir-akhir ini, ada yang ngikutin Al." Ayah Angga mengerutkan kening.

"Ngikutin?" Tanya Ayah, Alvaro mengangguk yakin.

"Iya Yah, beberapa hari ini. Al merasa ada yang ngawasin. di kampus pun juga,"

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang