PL 33.

743 74 3
                                    

Selamat siang, setelah rehat sebulan akhirnya Alvaro bisa aku lanjut lagi.

Oh iya sebelum baca aku mau ngucapin Minal Aidin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Meskipun lebaran udah lewat tapi gpp dong masih ngucapin😁







~Happy Reading~

***

Dinar yang tengah melamun di depan jendela tersentak. Ketika pelukan hangat bersamaan suara berat terdengar ditelinga kirinya.

"Masih pagi, nggak boleh melamun." bisik Al.

Dinar mengulum senyum lalu memutar tubuhnya, mengalungkan kedua tangannya di leher Alvaro. "Aku bukan melamun, cuma kepikiran soal Ayah." tangan kekar Alvaro naik mengusap lembut pipi sang istri.

"Jangan khawatir, Ayah Hendra baik-baik aja. Alhamdulillah setelah kejadian malam itu, Ayah langsung menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Ayah Hendra." Alvaro mengeluarkan ponsel dan menunjukkan sebuah foto seorang pria paruh baya tengah berbaring di atas brankar namun keadaan orang tersebut tengah tersenyum kearah kamera.

"Ayah sudah sadar?" senang Dinar melihat sang Ayah sudah terlihat baik-baik saja.

"Sudah, coba dengerin suara ini." Alvaro memutar sebuah pesan suara.

"Halo, Assalamualaikum Dinar."

Dinar menutup mulutnya saat dia mengenal suara orang tersebut.

"Ayah sebenarnya malu bicara denganmu. Terlalu banyak kesalahan yang Ayah lakukan terhadapmu,"

"Maka dari itu Ayah hanya berani bicara lewat pesan suara ini, Ayah ingin minta maaf.." terdengar Ayah Hendra menahan tangis hingga suaranya kian mengecil.

"Ma.. Maaf selama ini Ayah tidak pernah mengganggapmu anak Ayah. Ayah tau seharusnya. Ayah tidak boleh seperti ini! Selama ini Ayah selalu membuatmu dan Ibumu menderita!"

"Maafkan Ayah, karena telah mencoba memisahkanmu dengan suamimu, padahal kalian sangat bahagia dan saling mencintai.

"Ayah tau kesalahan Ayah terlalu banyak. Ayah terima jika kamu membenci dan tidak memaafkan Ayah,

"Hiduplah bahagia nak, Ayah tidak akan lagi mengganggumu."

Dinar mengusap air matanya lalu memandangi Alvaro. "Sekarang Ayah ada di mana Al? Aku mau ketemu sama Ayah."

"Maaf sayang, untuk saat ini Ayah tidak memberitahu keberadaan Ayah Hendra. Karena ini demi kebaikan kamu dan Ayah Hendra," sesal Al.

Dinar terlihat sedih namun setelah itu ia tersenyum sambil mengangguk sekali. "Ya udah kalau ini demi Ayah dan semuanya, aku nggak apa-apa. Asal Ayah baik-baik aja,"

"Ayah Hendra akan baik-baik aja, aku janji setelah keadaannya tenang, kita bakal ketemu Ayah Hendra." ucap Al lembut, Dinar tersenyum senang hingga memeluk erat Alvaro.

"Oh iya satu lagi." Dinar melepas pelukannya lalu menatap Al.

"Bunda sudah mencabut tuntutannya, jadi Ayah Hendra sudah bebas."

Mata cantik Dinar terlihat berbinar. "Serius!" tanyanya tidak percaya.

"Iya sayang,"

"Alhamdulillah.. Kalau gitu aku mau ngucapin terima kasih sama Bunda." katanya begitu bersemangat.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang