PL 7.

1.2K 66 2
                                    

~^~

~^~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~^~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~^~












***

Dinar tidak tau seberapa lama ia tidur, namun ia tersentak saat meraba sisi kasurnya ternyata kosong. Dinar segera bangun dan mencari keberadaan Alvaro.

"Al.." teriak Dinar. Tidak ada jawaban.

"Al kamu di mana!" teriaknya lagi lebih keras. Sambil mendekati kamar mandi.

"Iya. Aku di sini sayang.." terdengar suara Alvaro yang ikut berteriak.

Dinar segera keluar dari kamar dan bernapas lega saat melihat Alvaro tengah berada di dapur.

"Kamu ngapain sih? Aku panik lihat kamu nggak ada di kamar." Alvaro terkekeh lalu merangkul pundak dan memcium kening gadisnya.

"Maaf. aku sudah bangun dari tadi. Terus aku lagi buatin sesuatu buat kamu."

Dinar melihat ada beberapa makanan kesukaan dirinya yang Alvaro masak. Dinar menoleh menatap mata hitam yang kini tengah menatapnya.

"Ini semua kamu yang masak?" Al hanya mengangguk.

"Ya Ampun.. Kenapa? Kan kamu lagi sakit Al. Harus banyak istirahat." omelnya.

Alvaro tertawa pelan dan menyuruh Dinar untuk duduk di kursi. "Nggak apa-apa sayang, aku lihat di balkon ada bungkus mie, Kamu makan mie instan kan?" Dinar menghela napas, ia lupa membuang cup mie instannya tadi.

"Iya, aku malas masak tadi. Lagian di sini bahannya sedikit. Aku nggak tau mau masak apa."

"Ini kamu dapat bahannya dari mana? Kayaknya tadi di kulkas nggak sebanyak ini." ujar Dinar heran.

"Iya tadi aku minta tolong sama asisten rumah Nenek untuk belikan bahan sayuran. Maaf ya, gara-gara aku sakit. Urusannya jadi kacau." Dinar memicingkan matanya kesal kepada Alvaro yang terus meminta maaf.

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang