(Sekuel Alvaro)
{ᴾˡᵉᵃˢᵉ ᴰᵒⁿ'ᵗ ᶜᵒᵖʸ ᴹʸ ˢᵗᵒʳʸ}
⚠ Awas Baper ⚠
Tidak ada yang namanya berumah tangga, akan selalu bahagia dan terlihat baik-baik saja, pasti akan ada yang namanya ujian di dalam ikatan pernikahan.
Begitu pun Alvaro Nazriel Setiawan, ber...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum baca part ini akutuh mau cerita. Kalau aku lagi kesenangan karena mereka berdua bakal main drama bareng 👏🏻☝🏻
Rasanya Masyaallah degdegan.. Mungkin buat kalian ini alay tapi aku sebagai pecinta Drachin ini anugerah luar biasa 🤣🤣 meskipun mereka nggak di pasangkan di drama itu, paling nggak mereka satu drama 🤣🤣 ••
" Kita telah menjadi satu, apa yang kamu rasakan begitu pun yang aku rasa. Tolong bertahan demi aku, kamu dan kita. "
'Dinar Maharani' .Perfect Love.
~Happy Reading ~
***
Selepas kepergian Jordan, Dinar langsung mengajak Aron bertemu dengannya di cafe tempatnya saat ini.
Tidak butuh waktu lama cowok berjaket hitam bertuliskan marvel itu sudah datang dan duduk di hadapannya.
Dinar sedikit gugup dan canggung ketika mereka hanya berdua seperti ini, apalagi Aron yang sekarang bukan Aron yang dulu.
Cowok itu sering menarik sudut bibirnya membentuk lengkungan tipis.
"Ada apa? Kenapa lo ngajak kita ketemu?" Dinar berdeham sejenak mulai serius.
"Tadi gue habis ketemu sama adiknya Jonas," Mata Aron berubah tajam mengedarkan pandangannya seakan mencari sosok yang Dinar katakan.
"Mana sekarang?" ujarnya datar.
"Dia sudah pergi, dan ini." kata Dinar sambil memberikan amplop tebal yang tadi dia dapat dari Jordan.
"Apa ini?" Aron membuka isi amplop tersebut.
"Itu semua berkas kejahatan Jonas, dan juga alamat keberadaannya saat ini. Jordan memberitahu semua info tentang Kakaknya, karena dia ingin Jonas di penjara." Aron mengerutkan kening menatap Dinar.
Dinar merubah posisi duduknya. "Jonas juga memperlakukan Jordan tidak baik, selama ini dia juga sudah mengalah tapi Jonas terlalu kejam sama adiknya, Maka dari itu Jordan ingin Kakaknya mendapatkan hukuman." Aron menghela napas membanting pelan amplop tersebut ke atas meja.
Menyadarkan tubuhnya dan melihat tangannya di dada. "Nggak semudah itu menangkap Jonas, gue yakin dia sudah tau niat adiknya ini. Gue tau orang-orang semacam Jonas itu seperti apa."
