[Follow sebelum baca. Vote komen sebanyak-banyaknya untuk asupan author mengetik 😉]
02 || FIRST MEET
Baru saja keluar dari kamarnya, Alea sontak memegangi dadanya karena terkejut dengan Alvino---kakaknya---yang tiba-tiba datang menyodorkan kotak P3K.
"Apaan deh?" tanyanya tak mengerti.
Alvino berdecak kesal dengan ketidakpekaan Alea. "Obatin dong. Udah tau kakaknya luka-luka gini."
Mendengar itu, Alea kemudian memperhatikan Alvino. Benar juga, cowok itu terlihat memiliki luka lebam di sekitar wajah, bahkan ada goresan pisau di tangannya.
"Ini kenapa sih? Abis ngerampok bank ketahuan massa apa gimana? Kak please deh jangan malu-maluin, anak orang sugih kok ngerampok."
Menggunakan tangannya yang tidak terluka, remaja delapan belas tahun itu menoyor jidat mulus Alea yang menuduhnya sesuka hati. "ngerampok gundulmu. Ck buruan tinggal obatin sih, banyak tanya kayak dora tau gak."
"Ya udah duduk dulu masa sambil berdiri. Masuk masuk."
Ia kembali membuka pintu kamarnya, mempersilakan Alvino masuk ke dalam untuk diobati lukanya. Keduanya duduk di sofa menghadap ke kaca pembatas balkon.
"Abis berantem?"
"Ya masa kayak gini abis makan-makan! Awww, pelan-pelan anjinc." Alvino spontan berhenti berceloteh lalu memekik keras lantaran Alea tiba-tiba menyentil lebam di jidatnya.
"Udah diobatin bukannya makasih malah sewot, ngumpat lagi, geplak nih mulutnya," gerutu Alea, kembali mengobati sang kakak dengan benar.
Cowok itu merebahkan tubuhnya di sandaran sofa, menarik napas panjang panjang. "Awas lo bangsat, gue balas ntar," gumamnya penuh dendam.
Alea menatapnya heran, kemudian menghela napas jengah. "berantem sama siapa sih! Udah bosen hidup gak gitu caranya. Itu ya, racun tikus, minta sana sama bibi, terus minum sampe abis. Selesai, kan? Mati. Biar apa coba tawuran tawuran gitu. Biar dibilang keren?"
Remaja berkaos polo hitam itu tak menggubris celotehan Alea yang membuat telinganya gatal.
"Keren nggak, kayak bocil labil malah iya. Dikit-dikit berantem. Nggak punya otak buat nyeselaiin masalah ya gitu tuh."
"Udah deh Leaa. Berisik tau gak! Panas nih kuping kakak. Kakak minta tolong obatin, bukan ceramahin, gimana sih!"
Dibanding memperpanjang masalah dengan berdebat, Alea memilih bungkam.
"Tawuran sama sekolah mana lagi?"
"Tadika mesra!" jawabnya cepat dengan ketus. Alea tak suka dengan candaan Alvino. Ia meletakkan kasar kotak P3K di meja.
"Jawab yang bener kek! Udah bagus diobatin, aku tanya tuh maksudnya peduli!" kesalnya menatap emosi pada Alvino. Dia tidak suka dengan tabiat Alvino yang selalu menggampangkan masalah dan menganggap hal serius dengan candaan.
Cowok itu menatap datar Alea yang baru saja marah padanya. Di matanya, gadis itu aneh sekali kalau mengamuk. "Ya emang bener kok sama tadika mesra. Tawuran sama upin ipin. Ini luka-luka gara-gara fizi gak ada ahlak tuh." Bukan menjawab dengan baik, Alvino semakin tertarik membuat Alea kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/241270253-288-k31828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA'S Journey
Teen FictionUntuk sesaat, gadis yang saat ini tengah berdiri di balik jendela kamar seraya memegang cangkir seduhan coklat hangatnya itu memilih bersikap jahat dengan membenci Tuhan. Alea namanya. Ia telah salah mengambil keputusan untuk menemani sang sahabat...