[Ikuti akun ini jika kalian suka ceritanya. Vote komen juga jika kalian suka dengan ceritanya. Terima kasih sudah berkunjung ❤️]
04 || FERO'S BIRTHDAY
Memoleskan blush on berwarna peach di pipinya yang asli putih tanpa polesan foundation ataupun bedak, Alea menutup persiapan make up-nya. Ia hanya menggunakan moisturizer sebagai pelembab lalu menambahkan sedikit blush on agar wajahnya tidak monoton pucat.
Alea menilai penampilannya sudah cukup sesuai karena tidak ada kesan berlebihan dalam dirinya. Dress hitam selutut dengan tali pita di pundak membalut tubuh rampingnya. Heels 8 cm menjadi pilihannya untuk menolong tinggi tubuhnya yang bahkan tidak mencapai 160 cm.
"Mama khawatir loh kamu keluar malem malem. Jangan pulang larut loh Lea."
Gadis itu tersenyum manis menanggapi kekhawatiran sang mama. Wanita paruh baya itu memang sering melarangnya keluar malam hari. Namun untuk kali ini, sang putri diizinkan keluar setelah Alea mengatakan keinginan dan alasannya.
"Tenang Ma, abis acara pasti langsung pulang kok."
Melihat Windy di bawah sudah datang dengan BMW hitamnya, Alea memutuskan berpamitan dengan ibunya. Ia mencium punggung tangan, tak lupa kedua pipi wanita yang melahirkannya itu. Ia lalu bergegas keluar dari kamar dan turun ke bawah.
"HP nggak boleh mati loh. Kabarin mama terus. Kalau ada apa-apa langsung telfon."
"Iya mamaa. Udah ya aku pergi." Ia masuk ke dalam mobil Windy seraya menenteng paperbag berisi kado yang akan ia berikan pada Fero.
"Pamit ya Tante," ujar Windy tersenyum membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan. Setelah itu mobil melaju meninggalkan pelataran rumah Alea yang luas.
"Nasib punya strict parent." Alea berucap mengisi keheningan, dibalas kekehan kecil oleh Windy.
Gadis itu mengangguk setuju. "Emang kadang nyebelin sih. Cuma, kadang gue banyak-banyak bersyukur punya orang tua yang kayak gitu. Karena, justru kayak gitu tuh peduli gitu. Anaknya nggak dibiarin gitu aja."
Alea mengangguk-angguk merespon pendapat Windy. "Mama emang paling peduli. Beda sama papa. Nyapa aku aja jarang. Lebih sayang kerjaan."
"Heleh bokap lo gitu kan juga buat nyukupin hidup lo. Omong-omong lo ngasih kado apa jadinya?"
Senyum Alea membuat Windy tidak mengerti. "Kepo," sahutnya, membuat Windy mendengkus kesal.
"Kasih tau kek. Apaa?" tagih Windy yang masih dirundung penasaran.
"Kepo ah." Cewek itu masih saja enggan memberitahu sang sahabat yang sudah penasaran level atas.
Mengerti tabiat Alea, Windy memilih menyerah. Percuma dia bertanya, pasti Alea masih tetap tidak mau memberitahu. Lain waktu pasti gadis itu bercerita sendiri.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam, tepat pada pukul delapan malam Windy serta Alea sampai di hotel tempat Fero mengadakan birthday party. Usai memarkirkan mobilnya, Windy mengajak Alea masuk ke dalam.
"Orangnya yang mana deh. Lupa aku tuh," tanya Alea tepat di samping telinga Windy. Bukannya apa, suara musik yang dimainkan oleh disc jockey malam ini sangat keras. Alea yakin Windy tidak akan mendengar ucapannya jika suaranya tidak dikeraskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/241270253-288-k31828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA'S Journey
Novela JuvenilUntuk sesaat, gadis yang saat ini tengah berdiri di balik jendela kamar seraya memegang cangkir seduhan coklat hangatnya itu memilih bersikap jahat dengan membenci Tuhan. Alea namanya. Ia telah salah mengambil keputusan untuk menemani sang sahabat...