[ Follow sebelum baca, jangan lupa tinggalkan jejak. Happy reading 🤗 ]
-
-
-34 || TERROR
Kabar keluarnya Alea dari sekolah sampai begitu cepat di telinga Alvino. Ujaran-ujaran kebencian yang adiknya dapat dari warga sekolahnya pun ia tahu. Bagaimana kotornya ketikan mereka di kolom komentar Instagram sang adik membuat emosi Alvino tersulut.
Saat ini, cowok berjaket hitam itu benar-benar mengharapkan Barra mengambil sikap untuk adiknya yang sekarang menjadi istrinya. Ia sangat berharap Barra melindungi Alea dan melupakan sejenak status Alea sebagai adiknya. Ia tidak ingin permusuhannya dengan Barra menimbulkan ketidakpedulian cowok itu terhadap istrinya sendiri.
Namun meski begitu, Alvino tetap menaruh dendam pada Barra, bahkan sepertinya kian bertambah setelah apa yang menimpa Alea. Perempuan itu dikeluarkan dari sekolah dan Barra tidak berhasil mencegah. Dia bahkan tidak berhasil membuat Alea merasa aman dari gunjingan murid-murid di sekolah. Alvino tahu Alea memutuskan keluar dari sekolah lantaran merasa tidak aman jika meneruskan sekolahnya.
Dan Barra, dia anggap cowok itu tidak berhasil untuk membuat Alea terus merasa aman. Seharusnya cowok itu mengambil sikap dengan mengakui Alea sebagai istrinya lalu melarang siapapun untuk menyakitinya atau bahkan menyentuhnya.
Justru yang ia dengar, cowok itu akan segera bertunangan dalam waktu dekat ini. Kabar itu bahkan sudah sampai di telinganya. Alvino benar-benar muak pada Barra. Semua yang dilakukan cowok itu selalu berhasil membuatnya berang. Di saat Alea terpuruk seorang diri dan butuh sosok yang siap melindunginya, Barra yang berkewajiban melakukan itu justru malah berpindah pada perempuan lain.
"Vin?! Mau kemana?"
"Keluar sama temen-temen. Mama mau nitip sesuatu?"
Meski tak sepenuhnya percaya, wanita paruh baya itu mengangguk saja.
"Nggak. Mama boleh pesan sesuatu?"
"Tentu. Mama mau apa? Bilang aja," ucapnya dengan senyum yang tersungging lebar, bergelayut manja di lengan sang mama.
Sienna menyunggingkan senyum hangat padanya seraya mengusap-usap kedua lengannya. "Jangan cari masalah. Ya?"
Senyum lebar yang tadi setia terukir di bibir laki-laki itu perlahan memudar. Ia bahkan belum bergerak, namun terlalu cepat disadari oleh sang mama.
"Jangan nambahin masalah, Mama mohon. Kasian adik kamu. Kamu juga tau, kan, gimana kondisi keluarga kita?"
Menatap ruang kerja sang suami yang tertutup rapat, wanita berbaju putih itu menghela napas panjang. "Jangan bikin Papa kamu tambah kepikiran. Kasian dia."
Cowok itu mengangguk pasti. Ia memegang teguh kedua pundak sang mama, menguatkan wanita yang ia tahu tengah dirundung kegelisahan akhir-akhir ini.
"Vino janji, nggak akan nyusahin Papa sama Mama lagi. Mama tenang aja."
Sienna tersenyum lepas, menahan tangis harunya ketika melihat putranya yang terbiasa bercanda, kini terlihat serius mendengarnya. "Kamu harus baik-baik aja. Mama selalu khawatir sama anak-anak Mama. Apalagi kamu. Mama nggak bisa lihat salah satu dari kalian terluka lagi."
"Iyaa mamaku sayangg, jangan nangis gini dong, cantiknya ilang nih, " candanya tertawa lepas, berusaha mencairkan suasana di tengah kegelisahan ibunya yang sepertinya tengah mencemaskannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA'S Journey
Roman pour AdolescentsUntuk sesaat, gadis yang saat ini tengah berdiri di balik jendela kamar seraya memegang cangkir seduhan coklat hangatnya itu memilih bersikap jahat dengan membenci Tuhan. Alea namanya. Ia telah salah mengambil keputusan untuk menemani sang sahabat...