Kalian yg nyuruh cepet up, gw juga harus ngetik woy😭 lu pikir selama ini gw sulap, cuma liatin hp bisa selesai sendiri? Gak woy, ngetik dulu😭👍
Kalian nemu ni cerita dr mana cuy, jawab dulu gak mau tau.
49 || THAT'S WHERE WE GO
"Makan ya, Sayang?"
Perempuan itu hanya menggeleng. Tatapannya kosong tak menentu ke segala arah. Sang Mama kembali menghela napas. Sedari tadi menemani sang putri, ia terus dirundung khawatir yang berlebih karena putrinya tak juga membuka mulutnya untuk menerima suapannya.
"Apa mau Papa aja yang suapin, hm? Biar Mama suruh Papa pulang?" Sienna menawarkan alternatif lain. Barangkali jika dengan ayahnya, putrinya yang selalu manja itu jadi mau menyantap makanannya.
Alea lagi-lagi menggeleng. Dia hanya duduk bersandar di kepalanya ranjang, memeluk erat boneka babi besarnya. Jangan heran mengapa bentuknya babi, karena Alvino lah yang membelikannya boneka itu. Cowok itu selalu random dalam urusan memberinya hadiah.
"Terus maunya gimana? Jangan bikin Mama khawatir, Sayang. Alea nanti sakit kalau nggak makan," tuturnya dengan lembut, mengusap punggung tangan Alea.
Perlahan, Alea menoleh, menatap sang Mama yang terlihat jelas mengkhawatirkannya. "Alvino gimana? Dia baik-baik aja, kan?"
"Kakak kamu masih ngorok di kamarnya."
"Aku mau liat dia." Alea tiba-tiba panik, hendak turun dari ranjang dengan tergesa, namun Sienna segera mencegahnya.
"Dia nggak akan mau ketemu kamu kalau kamu belum makan. Makan dulu ya? Sayang sama Mama nggak?"
Alea mengangguk. Wajahnya nampak masih murung.
Sienna mengulum senyumnya, menyentuh pipi sang putri yang menatapnya sedih. "Kalau sayang, jangan bikin Mama khawatir. Makan sedikit ya? Dikitt aja nggak apa-apa. Yang penting perutnya keisi makanan. Kamu dari semalam belum makan, Sayang ...."
"Apa menunya mau diganti? Alea mau makan apa? Hm? Biar Mama siapin sekarang."
Alea menggeleng pelan. Ia menatap nampan sarapannya di nakas. Ada sepiring nasi putih yang sepertinya mulai dingin karena dari tadi sama sekali tak ia sentuh. Di sampingnya, ada piring kecil berisi capcay jamur kesukaannya. Sepotong paha ayam goreng pun ada. Terakhir, Alea menatap mangkuk berisi sup sosis, menu favoritnya.
"Suapin," pintanya.
🍉
"Kak, bangun." Alea bersuara dengan lirih, menggoyangkan kaki Alvino yang sampai jam sepuluh belum juga bangun.
"Kak Vino nggak mati, kan? Bangun dong." Alea kembali memanggil. Kali ini, ia menepuk-nepuk pelan kaki kakaknya.
"Sembarangan kalau ngomong." Sebuah suara tiba-tiba menyahutinya. Alea kenal betul suara itu. Untuk memastikan, ia menoleh ke samping, mendapati Alvino sudah membuka matanya.
Senyumnya seketika terbit meski tipis. Ia bernapas lega mengetahui Alvino tidak benar-benar meninggal seperti yang ia bayangkan.
Alvino menatapnya sinis, lalu terkekeh pelan. Ia tidak tahu dengan jalan pikir adiknya yang bisa-bisanya berpikir dia mati karena tertidur pulas. Tangannya yang tidak terluka, terulur, menyentil kening Alea.
![](https://img.wattpad.com/cover/241270253-288-k31828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA'S Journey
Fiksi RemajaUntuk sesaat, gadis yang saat ini tengah berdiri di balik jendela kamar seraya memegang cangkir seduhan coklat hangatnya itu memilih bersikap jahat dengan membenci Tuhan. Alea namanya. Ia telah salah mengambil keputusan untuk menemani sang sahabat...