Untuk sesaat, gadis yang saat ini tengah berdiri di balik jendela kamar seraya memegang cangkir seduhan coklat hangatnya itu memilih bersikap jahat dengan membenci Tuhan.
Alea namanya. Ia telah salah mengambil keputusan untuk menemani sang sahabat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ma kaki Juna sakit keinjeklegoo." .Juna.
"Ma? Udah baikan? Sibuk banget keliatannya."
Alea menatap penuh heran ke arah ibunya yang nampak sibuk mengemas beberapa busana ke dalam cover mika transparan, lalu memasukkannya ke dalam koper besar.
"Alea? Kebetulan kamu dateng. Sana ganti baju, temenin Mama, Mama ada acara di luar."
Menutup koper lalu menurunkannya dari atas ranjang, Sienna beralih ke walk in closet, meraih satu set pakaian formal dari sana.
"Kemana? Ngapain aku ikut?" herannya.
"Ada pameran fashion, butik Mama ikut partisipasi. Ini juga perdana launching desain yang kamu buat bulan lalu. Jadi Mama mau kamu ikut."
Arah pandangnya terus mengikuti kemanapun ibunya melangkah nampak begitu sibuk. Padahal setahunya, wanita itu belum benar-benar sembuh. Tapi jadwalnya terlihat sangat padat.
"Nggak ah, pasti di sana rame." Sebagai kaum introvert, jujur saja Alea malas menghadiri acara yang tidak terlalu penting dan tidak membawa pengaruh besar di hidupnya. Lebih baik dia di rumah, melukis, makan, nonton TV, atau menyusun lego dengan Juna.
Saat semula sibuk mencari-cari sesuatu, Sienna terpaksa menghentikan langkahnya setelah mendengar penolakan anaknya. "Ayo dong Sayang, Mama mau kenalin kamu sama temen-temen Mama. Mereka harus tau kalau desain terbaru dari butik Mama itu kamu yang buat."
Saat melihat Alea masih tak tertarik dengan ajakannya, wanita itu lalu menghampiri putrinya, menangkup wajahnya. "Kamu buat itu berbulan-bulan nggak selesai-selesai, ini udah launching produknya, kamu malah nggak mau liat."
"Kamu tega nanti Mama di sana urus ini itu sendirian? Hm?"
Alea merotasikan bola matanya malas mendengar bujukan ibunya yang menurutnya sedikit berlebihan. "Kan pasti Mama bawa asisten asisten Mama. Pegawai butik juga pasti banyak yang stand by di sana."
"Ya bedaa, kan kalau ditemenin anak sendiri pasti lebih enak ngikutin acaranya."
"Ya? Ajak Juna sekalian aja. Di sana pasti rame. Ada event-nya juga. Juna bisa jalan-jalan di sana." Sienna masih tak berhenti membujuk, memberikan segala penawaran agar anaknya ikut dengannya.
"Aku mo ikut Ma!"
Ke-dua perempuan itu kompak menoleh ke arah pintu, dimana ada cowok berbaju putih tiba-tiba muncul, bergabung dengan percakapan mereka.