🍉 Only You, My Dearest Home

10.7K 520 330
                                    

Song List: Sampai Menutup Mata - Acha Septriasa

"Cuma kamu, sebaik-baiknya tempat buat aku pulang dan istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cuma kamu, sebaik-baiknya tempat buat aku pulang dan istirahat. Because only you, my dearest home, after god and Mama."

_Barra_

62 || ONLY YOU, MY DEAREST HOME.

"Mamaaa!"

Hampir saja Alea terjengkang ke belakang jika saja Barra tidak menopangnya dari belakang dengan satu lengannya. Putranya yang sudah sangat ia rindukan langsung menerjangnya dengan sebuah pelukan erat. Perempuan itu cukup terkejut ketika sesampainya di rumah sudah lumayan larut, namun anak itu masih terjaga menunggunya meski dalam kondisi mengantuk.

"Juna kok nggak bobo?" Alea lalu berjongkok, mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Juna.

"Mau nungguin Mama," katanya, kemudian merentangkan ke-dua tangannya. Kode meminta digendong.

Baru tubuh kecilnya hendak diraih oleh sang mama, namun sosok lain justru mencegah.
"Sama Papa aja mau nggak? Mamanya lagi kecapekan," tawar Barra.

Mulanya, Juna nampak bimbang. Karena takut ibunya tidak memberi izin, anak itu pun lebih dulu memandangi ibunya, seperti sedang meminta persetujuan.

Lalu saat Alea mengangguk seraya tersenyum hangat, Juna langsung antusias naik ke dalam gendongan ayahnya yang ternyata lebih tinggi dibanding saat digendong ibunya.

"Mama Mama Juna jadi tinggi!" seloroh Juna dengan semangat, seolah melupakan kantuknya.

Alea hanya tertawa kecil seraya menggeleng menanggapi itu. Koper yang tadi dibawa oleh Barra pun ia ambil satu karena cukup peka laki-laki itu akan kesulitan membawa dua koper besar seraya menggendong Juna.

"Duduk aja, aku buatin teh dulu," kata Alea mencegah Barra yang hendak ikut naik ke atas.

Alea masih khawatir dengan kondisi Barra yang sepertinya sedang tidak enak badan. Pagi tadi setelah bangun tidur, laki-laki itu muntah-muntah hebat di kamar mandi. Alea takut Barra kelelahan.

"Nggak usah repot-repot Alea, kamu pasti kecapekan."

"Nurut Barra," titah Alea yang sedang tidak ingin berdebat.

Melihat Alea yang terlihat serius, Barra rasa larangannya tidak akan diindahkan. Ia pun memilih menurut, duduk di sofa sembari memangku Juna.

"Papa sama Mama dari mana sih? Kok Juna nggak diajak?"

Barra yang kelewat gemas dan rindu dengan Juna pun mengacak-acak rambut anak itu sampai berantakan. Tak lupa, ia menciumi brutal ke-dua pipi putranya.

"Gemec banget sih. Anak syiapa sih ini."

Juna memicingkan matanya sampai menyipit, hampir tak terlihat. "Pake nanya," katanya malas.

Hal itu tentu saja mengundang gelak tawa Barra. Rasa sesak yang tadi terus menyerang dadanya pun perlahan hilang seiring lepasnya tawanya bersama orang-orang yang benar-benar ingin ia jaga dan ia jamin kebahagiaannya.

ALEA'S Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang