30. Sebuah Desiran

11.5K 923 56
                                    

Iya iya ini double up kok! ☺

Jangan lupa vote and comment biar aku makin semangat lagi updatenya💓

Sebelumnya, aku mau ucapin makasih banyak pada kalian yg slalu setia buat baca crita aku ini💓 Aku syg bngt sma kalian pokonya-!! 😭💓 huaaa-!!!

🎧 Lauren Daigle - You Say.

----------

Dendra langsung masuk ke dalam rumah Karina setelah gadis itu mengizinkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dendra langsung masuk ke dalam rumah Karina setelah gadis itu mengizinkan. Dia benar-benar merasa sedikit tidak percaya. Mungkin, di bagian luar rumah Karina memang terlihat begitu sederhana. Tapi percayalah, setelah masuk ke dalam semuanya itu berubah.

Memang tidak begitu mewah, sih. Tapi, semua barang yang ada di dalam benar-benar tertata begitu rapi. Sampai-sampai Dendra yakin, siapa pun yang berkunjung ke sini pasti akan langsung merasa nyaman. Ditambah lagi dengan banyaknya figura serta tanaman palsu yang mejadi penghias di semua ruangan.

"Duduk dulu, kak. Aku mau ambil minum."

Dendra hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan Karina. Lalu tak lama, ia pun langsung mendudukan dirinya di sebuah kursi kayu yang memang tersedia di sana.

"Gua yakin cewek itu sebenarnya alumnian orang kaya," gumam Dendra sambil terus memperhatikan nuansa isi rumah Karina.

Sampai tak lama, pandangannya langsung terhenti tepat di salah satu foto yang tertempel di dinding. Foto itu menunjukan diri Karina bersama dengan seorang pria baruh baya yang Dendra yakini adalah ayahnya.

Di dalam foto itu, Karina terlihat sangat menggemaskan dengan seragam SMP-nya. Hingga tanpa sadar, seyuman Dendra langsung terbit karenanya.

Namun, semua itu tidak bertahan lama. Sebab, kini Karina sudah datang dengan sebuah nampan berisi air putih di atasnya. Hingga mau tak mau membuat Dendra langsung kembali mengalihkan pandangan.

"Maaf, ya, kak. Di sini cuma ada air putih doang," ucap Karina sedikit tak enak hati, sambil menyimpan gelas berisi air putih itu di atas meja.

Kali ini Dendra tak banyak protes, cowok itu hanya mengangguk maklum. Membuat Karina lantas tersenyum. Lalu, gadis itu pun ikut duduk di samping Dendra. Eh, tapi, lumayan jauhan, kok!

"Lo sendirian?" Hanya untuk memecahkan keheningan sih Dendra bertanya.

Karina mengangguk. "Iya, ibu lagi ke luar kayaknya."

"Ke luar?" tanya Dendra lagi. "Maksud lo kerja?" lanjutnya kemudian.

"Nggak." Karina menggelengkan kepalanya, lalu ia tersenyum tipis. "Kalau nggak arisan, ibu pasti ke salon."

Uhuk!

Dendra yang baru saja selesai minum pun langsung tersedak karena mendengar jawaban Karina. Apa? Ke salon?

RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang