14. Tidak Mengerti

15.9K 1.3K 40
                                    

Dunia benar-benar membingungkan, untuk orang seperti aku.

🎧Doja cat-Say so.

----------

"Sumpah ya, gue kesel banget sama kak Megan. Untung aja kita gak di hukum sama kak Panji," omel Marsha ketika ia sudah memasuki ruangan kelas yang untungnya tidak ada guru. Yes, jamkos lagi!

"Lain kali jangan cari masalah sama orang kayak dia deh, Sha. Bahaya," ujar Nazwa sambil mendudukan diri di bangkunya.

Karina mengangguk setuju. "Heem, untung ada kak Panji tadi, kalau enggak, gak tau deh, bakalan kayak gimana kedepannya," sahutnya menimpali.

"Ya abis gue kesel banget. Dia kan, main nyolot gitu aja, padahal, gue nabraknya juga gak sengaja," kata Marsha yang masih saja merasa kesal kepada Megan, kakak kelasnya itu.

"Iya, harusnya gak usah lo ladenin lah."

"Gak usah lo ladenin? Maksud lo? Gue harus diam aja gitu waktu dia maki-maki gue di depan banyak orang? Ya gak bisa lah, Wa. Mikir dong! Biarpun kentang, gue itu tetep punya harga mati, ya!" ceroscos Marsha sambil menatap Nazwa tidak suka. Bisa-bisanya sahabatnya itu berbicara seperti itu. Dasar, Menyebalkan.

Namun bukannya ikutan marah karena omongan Marsha yang ngegas, Nazwa malah terkekeh kecil setelah mendengarnya. "Harga mati apa harga diri, nih?" godanya pada Marsha sambil menaik-turunkan alisnya. Eh, Awa kok, genit?

Marsha sendiri yang baru saja menyadari kebodohannya, malah memutar bola matanya malas. "Harga ginjal!" kesalnya yang langsung membuat Karina dan Nazwa tertawa.

"Wah, mahal dong! Btw, harga ginjal berapa, Rin?" tanya Nazwa sambil menoleh ke arah Karina.

Karina langsung diam, berpikir. "2 M, kalo gak salah, sih," jawabnya.

"Nah, Sha, lumayan, bisa buat ke salon," ujar Nazwa yang semakin gencar menggoda Marsha.

"Terus? Bodo amat lah, lagian, ngapain juga ke salon? Gue kan dah cantik" sahut Marsha dengan sangat percaya dirinya.

"Tapi Sha, orang cantik kan, biasanya enggak jomblo," sahut Karina.

"Heh! Buktinya lo sendiri juga jomblo, ya!" sewot Marsha. Jomblo kok ngatain jomblo, sih! Gak intro banget punya teman.

Karina mengangguk menyahuti. "Aku kan gak cantik, Sha. Jadi, wajar-wajar aja kalau aku jomblo!" jawab Karina dengan sangat polos sehingga mampu membuat Nazwa tertawa.

"Heran deh gue, punya temen beda banget sifatnya, yang satu pede banget yang satu rendah diri banget," ujar Nazwa, tak habis pikir dia.

Marsha berdecih. "Btw gue gak pede, ya! Si Karin aja noh yang kurang bersyukur, cantik gitu masa dibilang gak cantik"

Karina menghela napas. "Sha, kita gak boleh terlalu membanggakan atau meninggikan diri kita sendiri, gak baik" nasihatnya.

"Kita juga gak boleh terlalu merendahkan diri kita, Karin! Gak baik juga sama" jawab Marsha, tak mau kalah.

"Lebih gak baik lagi meninggikan diri, Mars--"

"Ya lebih gak baik merendahkan, lah! Itu tandanya lo gak bersyukur atas nikmat dan--"

"Enggak gitu maksud aku, Sha! Aku--"

"Harusnya lo itu bersyukur, Rin! Dan bangga--"

"HEH STOP! kalian kenapa malah ribut gini, sih?!" bentak Nazwa yang sudah mulai merasa pusing dengan tingkah kedua sahabatnya itu, sehingga membuat Karina dan Marsha langsung menutup mulutnya masing-masing.

RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang