Halo! Maaf ya lama, hehe...
Vote and comment ❤
🎧Ariana Grande - POV.
----------
Saat ini, Karina sudah dibuat bingung karena sikap Dendra yang tiba-tiba saja berubah. Entah kenapa, cowok itu mendadak jadi sangat pendiam. Jangankan berbicara, melirik ke arah Karina saja tidak. Padahal, kan, mereka duduk sebangku!
Oh iya, omong-omong soal Dendra yang tukaran bangku sama Bara, itu sama sekali tidak masalah. Ya, memang, awalnya Bu Lia sempat menegur, tapi akhirnya guru itu mengalah juga. Pasalnya, Dendra malah mengancamnya dengan berani.
Katanya, "Saya ini anak pemilik sekolah. Jadi jangan macam-macam kalau tidak ingin saya pecat." Wah, mantep nggak tuh?
Suara bel pulang baru saja berbunyi. Sontak membuat seisi kelas langsung heboh seketika. Ya, bagaimana tidak heboh? Secara, mereka semua akan terbebas dari kertas ulangan yang selama seharian ini hampir membuat kepala mereka meledak. Duarrrr!
Karina semakin bergerak cepat memasukan buku-bukunya ke dalam tas, ketika melihat Dendra sudah beranjak dari tempat duduknya. Dia harus berbicara dengan cowok itu saat ini juga. Jujur, Karina merasa sedikit tidak nyaman jika Dendra terus mendiamkannya seperti ini.
"Kak Dendra!" Karina berteriak keras. Sehingga membuat perhatian orang-orang yang masih berada di kelas jadi tertuju ke arahnya. Tak terkecuali Dendra yang sudah menghentikan langkahnya di ambang pintu.
Entah kenapa, nyali Karina terasa sangat besar saat ini. Gadis itu sampai tidak peduli dengan tatapan bingung para teman sekelasnya itu. Setelah menggendong tas sekolahnya di pundak, Karina pun langsung berjalan setengah berlari untuk menghampiri Dendra.
"Kak!" panggil Karina ketika sudah berdiri di samping Dendra.
Dendra menghela napas. Dia tidak punya niat sama sekali untuk menyahuti panggilan Karina. Masalahnya, dia masih merasa kesal ketika mengingat kejadian saat di kantin tadi pagi, di mana Karina tengah makan berduaan bersama Panji. Percayalah, itu sangat menjengkelkan!
Tidak mendapat jawaban tentu saja membuat Karina kesal. "Kak Dendra!" Dia memanggil lagi. Dan ternyata, kali ini Dendra menoleh. Walau pun ekspresinya benar-benar sangat menyeramkan.
"Apa?" tanya Dendra, amat sangat dingin.
Karina menghela napas sebelum akhirnya bertanya, "Kakak sakit?"
Dendra memutar bola matanya malas. "Nggak lihat kalau badan gue sehat?!"
Karina menunduk. Takut jika harus menatap Dendra terus. Apalagi cowok itu baru saja membentaknya. Aish, sebenarnya dia kenapa?
"Abisnya kakak aneh. Kakak diam terus. Jadi, aku pikir kakak sakit. Aku kira kakak sariawan." Karina mencoba menjelaskan. Namun tidak dianggap serius sama sekali oleh Dendra.
"Nggak penting," sahut cowok itu, lalu langsung pergi begitu saja dan meninggalkan Karina sendirian.
***
Karina mengacak rambut panjangnya berkali-kali. Tidak tahu kenapa, gadis itu benar-benar tidak bisa konsen belajar malam ini. Apa mungkin, karena ia terlalu kepikiran dengan sikap Dendra yang tiba-tiba berubah itu?
Karina menghela napas. Ia tak bisa memaksakan lagi. Mungkin satu hari tidak belajar tidak apa kali, ya? Tapi, besok adalah jadwal pelajaran Fisika. Aduh... gimana dong? Ah, terserah! Sepertinya, belajar pun akan tetap percuma.

KAMU SEDANG MEMBACA
RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]
Teen FictionIni tentang Dendra, cowok berpribadian keras dan kasar yang memiliki banyak rasa dendam di dalam dirinya. Hidupnya benar-benar miris, tidak ada kelembutan, dan cinta. Sampai suatu ketika, takdir mempertemukannnya dengan seorang gadis polos bernama K...