Vote and comment nya tolong. Aku pusing banget ngetik part ini gengs..
kalau nemu typo kasih tahu aja ok.
🎧Before You Go - Lewis Capaldi.
----------
Dendra masuk ke dalam ruang UGD dengan perasaanya yang campur aduk. Sedih, takut, khawatir, kecewa, marah, semuanya. Semuanya Dendra rasakan.
Suara mesin pendeteksi jantung langsung terdengar nyaring ke telinga Dendra, karena ruangan di sini sangat sepi. Terlihat, seorang pria paruh baya tengah terbaring lemah di atas brankar. Itu adalah Herman, papanya.
"Pa, gimana keadaan papa? Apa yang sakit?" tanya Panji yang sudah menghampiri Herman lebih dulu. Membuat Dendra hanya bisa diam di belakang. Lagi-lagi, ia keduluan.
Namun, bukannya melirik ke arah Panji yang begitu mengkhawatirkannya, pandangan Herman malah tertuju kepada Dendra, putra kandungnya.
"Dendra...," gumam Herman, tidak terlalu jelas. Pria itu langsung memberi isyarat agar Dendra ikut mendekat.
Tapi Dendra tetap lah Dendra. Cowok keras kepala yang dipenuhi dengan gengsi. Dendra memang khawatir dengan keadaan papanya. Tapi tetap saja, rasa benci itu masih ada. Dan sangat berat bagi Dendra untuk membuangnya.
"Den sini! Lo ngapa diem aja si? Nggak dengar apa, papa panggil?" Akhirnya Panji mulai angkat bicara. Membuat Dendra langsung mengarahkan pandangannya ke dia.
Herman yang memang sedang memperhatikan pun hanya bisa menghela napas. Bahkan di saat kondisinya hampir sekarat pun, putranya itu masih saja mengacuhkannya. Apakah kesalahannya itu sangat fatal sampai Dendra tidak mau memaafkannya sama sekali?
"Dendra gue mohon, kali ini aja, lo coba perduli sama papa! Lo nggak lihat apa? Papa baru saja kecelakaan, Den. Dia butuh lo!"
"Dia cuma butuh pengobatan dari rumah sakit. Dia nggak butuh gue!" bentak Dendra. Dia sudah mulai jengah dengan segala ocehan Panji yang selalu maha benar itu.
Dendra sangat muak. Panji itu selalu bersikap seolah-olah dia adalah anak yang paling baik. Dia yang paling peduli sama papa, dia yang paling sayang sama papa. Semuanya, semuanya selalu Panji.
Sedangkan Dendra? Dia hanya bisa mengalah dan diam di belakang. Bahkan Dendra tidak pernah merasa lebih baik dari Panji. Barang selangkah pun. Karena kodratnya, posisi Dendra hanya berada di bawah cowok itu.
Sebenarnya Dendra capek. Sangat malah. Ia juga mau di posisi pertama. Tidak hanya selalu yang kedua. Di sini yang anak kandungnya itu, kan, dia. Dia yang sedarah, dia yang keturunannya. Tapi nyatanya? Yang lebih terlihat seperti anak kandung yang sebenarnya itu malah Panji.
"Dendra ...." Herman kembali memanggil Dendra, dengan tenaganya yang sudah mulai melemah. Berharap anaknya itu akan perduli.
Sebenarnya Herman tak mau meminta banyak. Ia hanya ingin Dendra mendekat untuk mendengarkan semua hal yang ingin ia bicarakan. Karena Herman benar-benar merasa sudah tidak kuat lagi.
Ia hanya tidak mau pergi dengan membawa kesalahan, yang membuat Dendra jadi membencinya sampai tidak mau memaafkannya.
"Den, please! Papa mau ngomong sama lo, gue mohon Dendra," kata Panji.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]
Teen FictionIni tentang Dendra, cowok berpribadian keras dan kasar yang memiliki banyak rasa dendam di dalam dirinya. Hidupnya benar-benar miris, tidak ada kelembutan, dan cinta. Sampai suatu ketika, takdir mempertemukannnya dengan seorang gadis polos bernama K...