1. Kehidupan Dendra

37.1K 2.7K 217
                                    

RADENDRA [SUDAH TERBIT]
Pembelian Novel DM Instagram @tialrhyu or @wattpadtiaa

⚠️REMAKE⚠️

FOLLOW AKUN AUTHOR Tialrhyu

VOTE + SPAM KOMENTAR SETIAP PARAGRAF!

----------

"Baru pulang, kamu?"

Dendra, cowok yang baru saja masuk kedalam rumahnya itu langsung menghentikan langkah kakinya.

Herman Adhidarma. Seorang pria paruh baya yang berstatus sebagai Ayah dari Dendra itu melangkah maju mendekati putranya.

"Jam berapa ini? Kenapa baru pulang?"

Dendra menghela napas jengah, disusul memutar bola matanya malas. "Tuh." Cowok itu menunjuk jam dinding yang ada di rumahnya.

Herman mengerutkan keningnya bingung. "Apa maksud kamu?"

"Di sana ada jam. Punya mata, 'kan? Masih bisa melihat? Kalo iya, lihat aja sendiri gak usah nanya sama saya," jawab Dendra acuh, tanpa dosanya.

Herman langsung mengepalkan kedua tangannya kuat mendengar ucapan Dendra. Semakin hari dan semakin dewasa, putranya itu benar-benar tumbuh tanpa sikap sopan santun.

"Kamu ini sedang bicara sama Papa kamu, Dendra! Dimana sopan santunmu?!"

"Sstt.... Jangan berisik, nanti sang Ratu sama Pangeran kebangun dari tidurnya. Lagi pula saya capek habis balapan, tolong jangan ceramah dulu. Permisi."

Tanpa menunggu jawaban, Dendra pun langsung melangkahkan kakinya kembali untuk menaiki anak tangga dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Masa bodo dengan pria paruh baya itu yang tengah mati-matian menahan amarahnya. Dendra sama sekali tidak peduli. Ingat, dia tidak peduli.

Herman hanya bisa mengusap dadanya pelan memandangi punggung sang anak yang sudah hilang di ambang pintu kamarnya.

"Kapan kamu akan mengerti, Nak," lirihnya.

"Papa?"

Suara lembut yang baru saja terdengar itu berhasil menarik perhatian Herman. Senyuman pria paruh baya itu langsung mengembang seketika.

"Lho, kamu belum tidur?" tanya Herman pada Panji yang sudah berdiri di hadapannya.

Panji Perwira Adhidarma. Kakak dari Radendra itu mengulas senyuman tipis. "Panji kebangun, Pa."

"Papa bikin tidur kamu keganggu?"

Panji menggeleng pelan lalu tersenyum. "Enggak kok."

"Waduh, sang pangeran beneran kebangun nih tidurnya?"

Sontak, Herman dan Panji langsung menolehkan kepalanya ke arah belakang dimana ada Dendra yang baru saja bersuara sambil menuruni anak tangga. Masih seperti tadi, pakaian cowok itu sama sekali belum berubah.

"Mau kemana lagi, kamu?" tanya Herman. Raut wajahnya kembali dingin.

"Bukan urusan Anda, tolong jangan bertanya."

RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang