Sebelum baca, marilah kita berdoa terlebih dahulu menurut kepercayaanya masing-masing.
Oke, selesai.
🎧Intentions - Justin Bieber.
----------
Kedua mata Dendra mulai mengerjap secara perlahan untuk menyesuaikan dengan cahaya yang ada di sekitarnya. Sampai ketika kedua bola matanya sudah terbuka sempurna, hal yang sama sekali tidak ingin Dendra lihat malah muncul di hadapannya.
"Dendra, sayang? Kamu udah sadar, Nak?" Bella tersenyum senang sambil berjalan menghampiri Dendra yang tengah terbaring di brankar rumah sakit.
"Kepalanya masih sakit, sayang? Sini biar mama--"
"Pergi!"
Senyuman dari bibir Bella langsung pudar seketika. "Mama khawatir."
"Saya bilang, pergi." ucap Dendra sekali lagi penuh penekanan.
Tidak mau ambil pusing dengan ucapan sang anak, Bella justru malah semakin mendekat ke arah brankar. "Kamu kenapa--"
"Pergi anjing!"
"Dendra!"
Dendra langsung mendengus kesal ketika bentakan itu terdengar dibarengi dengan seorang pria paruh baya yang memasuki ruangan.
Herman, Papa dari Dendra itu menatap anaknya dengan sorot mata yang tajam, sangat tercetak jelas dari raut wajahnya kalau pria itu tengah menahan emosinya.
"Lagi sakit juga kamu masih sempat berperilaku tidak sopan seperti itu? Dimana letak kamu menghargai orangtua, Dendra!" ucap Herman dengan marah.
Bella mengusap pelan air mata yang tak tahu sejak kapan itu turun membasahi kedua pipinya. Ditatapnya wajah putra tirinya itu dengan lekat. Jika kalian berpikir bahwa Bella hanya berpura-pura menyayangi Dendra, maka jawaban kalian salah besar. Karena justru sebaliknya, Bella bahkan lebih sangat menyayangi Dendra dibandingkan dengan Panji yang statusnya adalah putra kandungnya sendiri. Aneh memang, tapi itu benar adanya.
Dendra berdecih pelan menyahuti ucapan Herman. "Terus maksud anda? Mentang-mentang saya sakit, saya tidak bisa melawan gitu?" Dendra menggantungkan ucapannya sambil terkekeh kecil.
"Saya masih hidup, kalau anda tidak lupa," lanjutnya pelan.
"Dendra, Kamu ...," ucapan Herman langsung terhenti karena tiba-tiba ada Sandy yang datang memasuki ruangan tanpa permisi.
"Eee-eh! Ada Om sama Tante?" ujar Sandy tanpa dosa sambil menghentikan langkahnya di hadapan Herman, yang hanya Herman balas dengan desahan.
"Sandy ganggu gak, Om, Tan? Oh yaudah, kalau ganggu, Sandy pula--"
"Jangan." Dendra memotong.
Sandy pun menoleh. "Gak enak lah, Bos. Gue pulang aja--"
"Mereka yang pulang, lo gak usah," ucap Dendra tanpa dosanya sambil menatap ke arah Herman dan Bella secara bergantian.
"Kamu ngusir Papa, Dendra?"
"Mungkin."
Herman memejamkan kedua matanya untuk meredakan napasnya yang mulai memburu. "Dendra--"
KAMU SEDANG MEMBACA
RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]
Подростковая литератураIni tentang Dendra, cowok berpribadian keras dan kasar yang memiliki banyak rasa dendam di dalam dirinya. Hidupnya benar-benar miris, tidak ada kelembutan, dan cinta. Sampai suatu ketika, takdir mempertemukannnya dengan seorang gadis polos bernama K...