RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]

39. Sisi Lemah Dendra

Kalau ada typo dan antek-anteknya tolong ditandai oks!

Vote and comment🦍

🎧Clairo - Sofia.

----------

Katline menghembuskan napasnya berkali-kali. Pasalnya, jemputannya siang ini tak kunjung juga datang.

"Pak Mario kok lama ya," ujar Katline sambil celingak-celinguk di depan gerbang sekolah. Berharap supirnya itu segera sampai.

"Line!"

Katline langsung menoleh dengan sedikit terkejut ketika tangan seseorang tiba-tiba menepuk pundaknya. Megan Arabella.

"Kamu?" Katline memutar bola matanya malas melihat ke arah Megan yang sudah tersenyum. Oh, jangan lupakan juga dengan kedua temannya yang selalu setia mengekor di belakang.

Jujur, Katline sudah tidak ingin berurusan dengan Megan lagi. Pasalnya, gadis itu masih merasa trauma dengan kejadian tempo lalu---di mana Dendra sangat marah besar kepadanya. Bahkan sampai membuat Dendra mendiamkannya sampai sekarang. Dan lebih parahnya lagi, Dendra jadi semakin dekat dengan Karina.

"Gue mau nagih janji lo," ucap Megan. "Katanya mereka berdua udah jadian. Dan gue nggak suka! Padahal lo bilang, kalau lo bakal—"

"Kamu lupa soal perkataan aku waktu itu?" ujar Katline, menyela.

"Lo pikir lo bisa bersikap seenaknya kayak gitu?" tanya Megan.

"Sesuai dengan kesepakatan kita di awal, lo tetap harus nepatin janji lo, dong! Karena bagaimana pun juga, gue udah ngejalanin tugas gue sesuai dengan apa yang lo minta." Megan melanjutkan ucapannya.

"Tapi rencana kamu gagal, kan? Dan juga sama sekali tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan," jawab Katline.

Megan langsung mengepalkan kedua tangannya. Dia sangat merasa kesal karena Katline seperti tengah mempermainkannya.

"Jangan macam-macam sama gue, Line," peringat Megan, namun sama sekali tidak membuat Katline takut.

"Aku cuma mau nepatin janji aku, kalau kamu udah melaksanakan tugas yang aku kasih dengan benar."

"Kurang ajar!" Megan mengangkat tangannya,  hendak menampar pipi Katline namun gagal karena seorang cowok langsung menahan tangannya.

"Berani nyakitin dia, lo berurusan sama gue." Sandy langsung menghempaskan tangan Megan kasar, membuat si empunya jadi meringis.

"Sandy," panggil Katline. Membuat Sandy langsung menoleh ke arahnya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Sandy. Memegang kedua bahu Katline, merasa khawatir.

Katline menggeleng pelan. Lalu beralih menatap ke arah Megan beserta dua temannya. "Lebih baik kalian pergi," kata Katline.

Megan mendengus. "Urusan kita belum selesai," tekannya. Lalu langsung pergi begitu saja beserta kedua temannya.

"Lo masih berurusan sama mereka?" Sandy bertanya setelah sosok Megan tidak terlihat lagi.

"Sebenarnya udah nggak," jawab Katline.