22. Iblis Berhati Malaikat

12K 1K 31
                                    

Hallo! I am back🤪

Maaf ya, janji up tiga kali sehari malah kebablasan gak up, up🤣

Oke, aku tahu kalian kangen, jadi, langsung baca aja yu, jangan lupa vote dan komennya, sayang!

🎧That Should Be Me - Justin Bieber.

----------

"I-iya. Aku mau jadi pacar kakak!"

Karina langsung menunduk malu setelah menyelesaikan ucapannya. Aish, kenapa ia malah berkata seperti itu? Aduh, kenapa bibirnya bisa seceroboh itu sih? Semuanya terasa refleks, bibirnya seakan berucap sendiri tanpa persetujuan darinya.

Berbeda dengan Karina yang tengah mati-matian merutuki kebodohanya, Dendra justru malah tersenyum setelah mendengar ucapan gadis itu.

"Ngomong apa?" tanya Dendra, membuat Karina semakin malu saja rasanya. Aduuh!

"I-itu, a-aku anu--" Karina langsung menggigit bibir bawahnya guna menghilangkah rasa gugup dalam dirinya. Jemari tangannya saling bertautan dan kepalanya masih setia ia tundukan. Rasanya, menatap Dendra saat ini itu, benar-benar akan terasa memalukan.

"Yang lagi ngomong sama lo itu gue, bukan lantai, ataupun sepatu gue," tegas Dendra, spontan membuat Karina langsung mendongakkan kepalanya.

"Eh?"

Dendra tersenyum lagi. Sepertinya gadis di hadapannya ini mulai paham dengan kode yang selalu ia berikan. Seperti, kata yang baru saja ia ucapkan tadi. Maksudnya itu, Dendra meminta agar gadis itu menatap ke arahnya dan tidak terus-terusan menundukan kepalanya. Ngomong sama orang ganteng kok kepalanya nunduk?

"Jadi?" tanya Dendra setelah pandangannya dan Karina berhasil bertemu.

Sesaat, Karina nampak terdiam. Pandangan kedua matanya seakan terkunci pada sosok lelaki yang tengah berdiri di hadapannya. Jika dilihat-lihat, ternyata sosok kakak kelasnya ini memang terlihat begitu tampan. Apalagi jika anak poni dari rambutnya itu menutupi sebagian keningnya sampai alis. Benar-benar, menggoda iman. Eh?

"Gue tahu gue ganteng. Jadi, stop merhatiin wajah gue. Semuanya alami kok, bukan hasil operasi plastik," ujar Dendra yang langsung membuat Karina membuyarkan lamunannya.

Ah baik, sepertinya bukan hanya menakutkan, tapi cowok di depannya ini juga sedikit, narsis. Oke, perlu Karina catat sikap lain dari sang raja iblis sekolahnya ini.

"Tuhkan, ngelamunin gue lagi,"

"Eh?"

Dendra menghela napas pelan. Sabar, gue sabar, batinnya. Kalau bukan karena tantangan konyol dari Panji. Sumpah deh, ia sangat malas berurusan dengan gadis yang ada di hadapannya ini.

"So-soal ucapan aku tadi," Karina menjeda ucapannya, membuat Dendra mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa? Lo udah terima tawaran gue, kan?" tanya Dendra, membuat Karina kembali menundukan kepalanya.

"Dan kesalahan terbesar lo adalah, karena lo udah berani hadir di tengah-tengah antara gue dan kak Panji."

Karina menghela napas. Perkataan Teresa beberapa menit lalu memang masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dan jujur, itu sangat membuatnya takut.

RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang