27. Pesan Gibran

10.5K 923 13
                                    

JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG SERTA BERIKAN JUGA KOMENTARNYA.

- HAPPY READING -

🎧Ruth B - Dandelions .

----------

"Ini, Bos. Daftar nama anak-anak yang tadi malem nggak ada di markas," Bara berujar sambil menyerahkan selembar kertas pada Dendra yang langsung cowok itu terima.

Pagi ini, Dendra dan keempat sahabatnya tengah membolos di rooftop dengan alasan malas belajar. Dan bodohnya, Gibran yang notabe-nya siswa rajin itu malah ikut-ikutan membolos saat ini. Padahal, ulangan akhir semester hanya tinggal beberapa hari lagi. Sepertinya, dia lupa.

Kedua mata Dendra langsung memicing setelah selesai membaca serangkaian nama yang tertulis di kertas. "Kenapa banyak?" tanya Dendra sambil menatap Bara.

"Akhir-akhir ini anak-anak emang udah jarang ke markas, bos. Nggak tahu pada kemana mereka," jawab Bara, membuat Dendra mendengus. Pantas saja, markas tidak keurus sekarang.

"Nah betul, Bos! Palingan yang selalu setia ada di markas itu cuma aing, Sandy sama Ibay, Bos! Si Bara juga udah jarang tuh, semenjak lagi PDKT. " Fauzi berkata sambil melirik ke arah Bara yang langsung mendapat tatapan tajam dari cowok itu. Dasar mulut ember!

"PDKT?" ulang Dendra, tidak paham.

"Sama Marsha, anak kelas 10," timpal Gibran. Membuat Dendra semakin mengerutkan kening.

"Sahabatnya doi lo, Bos!" kata Sandy ikut-ikutan. Hingga membuat Bara semakin merasa kesal. Gagal sudah rencananya untuk merahasiakan ini semua dari Dendra.

"Hah? Doi? Emangnya si Katline--"

"Karina kali. Bukan Katline!" tegas Sandy, membenarkan. Sebelum Fauzi benar-benar melanjutkan ucapannya.

"Karina?" tanya Bara. Kali ini, cowok itu yang merasa sangat bingung.

"Iya! Kalian gimana, sih! Masa udah lupa? Itu lho, cewek yang udah berhasil bikin si bos ampe beli buku yang buat naklukin hati wanita itu!" seru Sandy, menggebu-gebu.

"ANJING!!! DEMII NAON?! JADI, KALIAN TEH, UDAH JADIAN?! TERUS, SI KATLINE KUMAHA, BOS?!" teriak Fauzi, langsung heboh.

"Ck, bacot! Gak usah fitnah, deh, San! Mau gue hajar lo?!" ujar Dendra, mulai jengah. Malu, ya, bos?

"Ma-maaf atuh, bos! Nggak lagi deh, tapi nggak janji! Hehehe ...," cengir Sandy. Namun tidak Dendra hiraukan.

"Jangan mainin perempuan terus kenapa. Sekali-kali belajar, kek, nilai udah anjlok juga," sahut Gibran tiba-tiba sehingga berhasil mengundang perhatian dari para sahabatnya.

"Siapa yang lo maksud mainin perempuan?" tanya Dendra, sedikit tidak suka dengan ucapan sahabatnya itu.

"Cuma ngasih tahu. Lagian yang diem juga punya batas kesabaran," ucap Gibran lagi. Kali ini, berhasil membuat Dendra langsung bangkit dari duduknya.

"Ngomong yang jelas, Bay!" decak Dendra ketika ia sudah berdiri di hadapan Gibran. Lantas, Gibran pun ikut bangkit dan menatap Dendra datar.

RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang