RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]

9. Si Galak

Siapa yang lo bilang galak?

🎧Yummy-Justin bieber.

----------

Dendra menatap tajam ke arah Karina dengan napas yang memburu hebat, sangat tercetak jelas di wajahnya, bahwa cowok itu tengah menahan emosinya mati-matian. Sialan, berani-beraninya gadis bodoh di hadapannya ini memancing amarahnya.

"K-kak, a-aku ma-mau pu-pula--"

"DIAM!"

Lagi, untuk yang kesekian kalinya, Karina kembali dibentak. Mungkin, jika dia memiliki riwayat penyakit jantung, sudah dari beberapa menit yang lalu dia isdet karena bentakan Dendra. Oke cukup, ini sangat berlebihan.

"Maksud lo, lo mau ikut pulang sama Panji gitu?"

Dengan polos, Karina langsung menganggukkan kepalanya begitu saja. Aish, apakah Karina tidak sadar, bahwa hal itu berhasil membuat amarah Dendra kembali memuncak?

Ck, gadis polos yang satu ini memang benar-benar suka menjerumuskan dirinya sendiri, ya!

Dendra langsung berdecih pelan. Rasanya, dia sudah tidak kuat lagi menahan diri untuk tidak menyakiti Karina. Dia sangat ingin menghabisi gadis itu saat ini juga.

Tapi, apa boleh buat? Dendra tidak mungkin berani melenyapkan mainannya sendiri begitu saja. Apalagi, ini mainan baru yang yang sama sekali belum Dendra apa-apakan sama sekali.

Sedangkan Karina, gadis itu benar-benar merasa ketakutan sekarang. Dia hanya bisa menunduk sambil menahan tangisannya secara pasrah. Sudah tidak ada harapan lagi untuk Karina bisa pulang dan terbebas dari Dendra. Pasalnya, Panji yang Karina pikir akan menjadi pahlawannya, malah pergi tadi karena di usir oleh Dendra.

Sekali lagi, dengan badan yang sedikit bergetar, Karina berusaha mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Dendra yang selalu saja menyeramkan, menurutnya.

"Apa?!"

Karina langsung terlonjat, dia kaget bukan main, karena ternyata pandangan Dendra masih tertuju ke arahnya.

"A-aku--"

"Gak usah ngomong kalau ujungnya minta pulang!" potong Dendra yang langsung membuat Karina bungkam.

Dendra menghela napas pelan, lalu ia mulai melangkahkan kakinya untuk menaiki anak tangga dan melewati Karina begitu saja.

Dendra pikir, gadis itu akan mengikutinya. Tapi ternyata, dugaannya salah, karena gadis itu masih saja diam mematung di tempatnya.