52. Aku Takut, Dendra

10.4K 833 66
                                    

Sebelum baca Part ini baca part sebelumnya dulu.

Semalem aku udah update Part 51. Takutnya kelewat sama kalian.

Sekian, terima Bright 😘

🎧Closer To You - EXO SC.

----------

"Kamu mau ke mana?"

Langkah Dendra yang semula hendak membuka pintu pun harus terhenti. Lantas, cowok itu pun segera berbalik ke belakang dan menatap malas ke arah Bella.

"Jangan pergi dulu malam ini, ya? Mama mohon, Mama nggak mau sendiri. Soalnya, tadi Panji pergi juga, katanya ada urusan OSIS."

Dendra memutar bola matanya malas. "Terus?"

Bella membuang napasnya. Wanita itu pun lantas melangkah maju untuk mendekati Dendra. Meraih tangan cowok itu kegenggamannya.

"Temenin Mama di sini, ya? Mama benar-benar nggak bisa sendiri, kalau Mama sendiri, Mama selalu inget terus sama papa. Mama, nggak sanggup, Dendra," ucap Bella, suaranya sedikit melirih di akhir.

"Malam ini gue nginep di apartemen."

Bella menggeleng lemah. "Jangan, Dendra. Mama mohon, temenin Mama di sin--"

"Lepas!" Tanpa perasaan, Dendra pun langsung menghempaskan tangan Bella kasar. Sampai membuat wanita itu sedikit terlonjat.

"Dendra!" teriak Bella. Lalu berlari untuk mengejar langkah Dendra yang sudah mulai keluar dari dalam rumah.

Dendra sama sekali tidak mempedulikan seruan Bella sedikit pun. Cowok ganteng itu masih tetap kukuh dengan pendiriannya. Dia ingin menginap di apartemennya untuk malam ini. Sebenarnya, alasan Dendra itu sangat simple.

Dia hanya ingin pergi dari kamarnya yang sudah berbahaya.

Dia, tak ingin lagi kena teror dari orang sialan yang selalu membuatnya hampir gila.

Dendra benci hal konyol seperti itu.

Ya, walaupun di sisi lain Dendra selalu berpikir, bahwa pelaku dari semua itu benar-benar papanya, tapi, tetap saja.

Hal itu kecil kemungkinan faktanya. Karena bagaimana pun juga, papanya itu telah meninggal dunia.

***

Karina memeluk dirinya sendiri sambil menangis terisak. Dia benar-benar tidak percaya bahwa semuanya akan seperti ini. Rasanya, ini terlalu berat, dan Karina tidak sanggup untuk menerimanya.

"Oke, berhubung kalian berdua sudah pada setuju, pernikahan Papa sama Tante Anjani akan segera dilaksanakan."

"Aku nggak mau tahu, kalian harus nikah besok."

"Eh, nggak bisa gitu, dong, Jeni. Papa juga butuh persiapan, sayang."

"Ish, ya udah! Kalau gitu lusa aja. Persiapan satu hari udah cukup buat papa yang punya banyak anak buah."

"Hiks." Karina mengusap air matanya kasar. Saat ini, gadis itu tengah berada di sebuah taman yang berada tak jauh dari lokasi kafe.

RADENDRA [E-BOOK PERSIS NOVEL DI KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang